Luka yang Belum Pulih di SMAN 72 Jakarta

Wait 5 sec.

Barang bukti yang ditampilkan polisi terkait ledakan di SMAN 72 Jakarta saat sesi konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (11/11/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanLedakan bom yang terjadi di SMAN 72 Jakarta meninggalkan luka mendalam. Peristiwa tersebut begitu membekas, terutama terhadap para murid.Hingga Minggu (16/11), terdapat 10 orang siswa yang masih dirawat di rumah sakit.Korban yang masih dirawat tersebut terdiri atas lima orang di RSI Cempaka Putih, tiga orang di RS Yarsi, satu orang di RS Polri Kramat Jati, dan satu orang di RSCM. Sementara itu, jumlah korban yang menjalani rawat jalan mencapai 93 orang.Berdasarkan penyelidikan pihak kepolisian, saat peristiwa terjadi, Jumat (7/11), ada tujuh bom yang dibawa pelaku. Empat di antaranya meledak, tiga lainnya tidak.Empat bom meledak di dalam masjid dan taman baca yang letaknya dekat dengan bank sampah sekolah.Untuk bom yang diledakkan di masjid, pelaku menggunakan remote sebagai alat pemantik. Sementara itu, bom yang diledakkan di taman baca dan area sampah dipantik menggunakan sumbu.Asesmen Psikologis SiswaKepala Sekolah SMA 72 Tetty Helena Tampubolon saat ditemui di Walikota Jakarta Utara, Sabtu (15/11/2025). Foto: Rayyan Farhansyah/kumparanKepala SMAN 72, Tetty Helena Tampubolon, menjelaskan asesmen dilakukan oleh berbagai pihak demi memastikan kondisi mental siswa pulih sebelum kembali ke pembelajaran luring. Sepekan kemarin, siswa belajar secara daring."Dalam proses, ya. Dalam proses yang memang terus dilakukan, baik dari sekolah, AL, dinas (pendidikan provinsi), Kemenkes, Himpsi, dan Kemendikdasmen juga memberikan perhatian," katanya saat ditemui di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Sabtu (15/11).Ketika ditanya mengenai gambaran hasil asesmen sementara, Tetty mengatakan para siswa perlahan menunjukkan semangat untuk kembali bersekolah.“Kelihatannya anak-anak sudah mulai rindu sama sekolah. Tapi kalau hasilnya, pasti hasilnya baik. Hasil resmi belum, hasil penyelidikan juga belum,” ujarnya.Tetty menegaskan bahwa pemulihan psikologis ini akan menjadi dasar sebelum sekolah memutuskan model pembelajaran selanjutnya. Sebab, beberapa siswa masih menunjukkan ketakutan usai kejadian pekan lalu.Belum Semua Siswa Siap Mental Kembali ke SekolahMenteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti menjawab pertanyaan wartawan usai menghadiri Festival Toleransi dan Budaya di Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta, Minggu (16/11/2025). Foto: Fadhil Pramudya/kumparanMenteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti, mengungkapkan belum seluruh murid SMAN 72 Jakarta siap secara mental untuk kembali belajar di sekolah.Meski begitu, Mu'ti menerangkan bahwa juga ada sebagian besar orang tua menyatakan siap bila anaknya kembali ke sekolah."Sampai hari ini, satu pekan ini pembelajarannya memang masih daring dan mulai pekan depan informasi yang saya terima memang juga belum seluruh murid siap secara mental untuk kembali ke sekolah," ujar Mu'ti usai menghadiri acara Festival Toleransi dan Budaya, di Gedung Kemendikdasmen, Jakarta, Minggu (16/11)."Walaupun informasi yang saya terima sebagian besar orang tua dan murid sebenarnya sudah siap untuk kembali belajar," jelas dia.Mu'ti pun mengaku belum mengetahui kapan para siswa SMAN 72 Jakarta dapat kembali belajar secara tatap muka di sekolah."Kita belum tahu, nanti kita lihat saja," imbuhnya.Ia juga menjelaskan pihaknya terus berusaha maksimal agar situasi di SMAN 72 Jakarta kembali pulih seperti biasa."Kita berusaha bagaimana agar situasi dapat kembali pulih dan para murid dapat belajar sebagaimana biasa," ucap Mu'ti.Lebih lanjut, Mu'ti mengungkapkan bahwa Kemendikdasmen juga telah melaksanakan pemulihan trauma bagi para siswa dan guru di SMAN 72 Jakarta selama seminggu terakhir.Ia menyebut, langkah pemulihan trauma itu dilakukan dengan melibatkan aktivis hingga psikolog."Trauma healing sudah kita laksanakan selama satu minggu. Kita dampingi sekolah melalui Zoom," tutur dia."Dan juga dengan melibatkan para aktivis dan juga para psikolog agar para murid dan guru bisa kembali ke sekolah dengan semangat yang sama," terangnya.Pram Ungkap Banyak Siswa Minta Pindah SekolahGubernur DKI Jakarta Pramono Anung saat meresmikan renovasi Gedung Gereja HKI Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (16/11/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanGubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengungkapkan banyak siswa yang meminta pindah sekolah akibat insiden ledakan ini.“Ternyata dampaknya juga di luar dugaan saya. Banyak siswa yang kemudian minta pindah sekolah,” kata Pramono di Gedung Kemendikdasmen, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (16/11).Ia menyebut, pembahasan ini harus hati-hati agar dampak kejadian tidak berkepanjangan.“Nah, inilah yang juga menjadi pikiran. Saya sudah minta kepada sekolah dan termasuk Ibu Kepala Dinas Pendidikan (Nahdiana) ini dirumuskan secara baik. Karena saya enggak mau kemudian dampaknya sampai panjang, begitu kan,” lanjutnya.Pihak sekolah dan orang tua akan menggelar pertemuan pada Senin (17/11) untuk menentukan apakah pembelajaran tetap daring atau kembali tatap muka.“Hari Senin mereka akan mengundang para murid dan juga guru, untuk diberikan pilihan. Apakah mereka akan sekolah langsung atau melalui daring,” ujar Pramono.Kondisi PelakuMobil layanan konseling SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak) dari Dinas PPAPP DKI Jakarta datangi SMA Negeri 72, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (12/11/2025). Foto: Nasywa Athifah/kumparanPelaku saat ini sudah dikategorikan sebagai Anak Berkonflik dengan Hukum (ABH) oleh pihak kepolisian. Sejak pekan lalu, kondisnya sudah siuman setelah menjalani perawatan."ABH kondisi sudah sadar," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, ketika dikonfirmasi pada Kamis (13/11).Meski sudah sadar, Budi menyebut pelaku belum bisa dimintai keterangan oleh polisi karena masih berada dalam tahap pemulihan."Masih belum bisa diminta keterangan karena kondisi masih masa pemulihan," ucap dia.