Menlu Iran Araghchi: Tidak Ada Lagi Pengayaan Uranium

Wait 5 sec.

Menlu Iran Abbas Araghchi. (Sumber: IRNA)JAKARTA - Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan pada Hari Minggu, Teheran tidak lagi memperkaya uranium di lokasi mana pun di negaranya."Tidak ada pengayaan nuklir yang tidak dideklarasikan di Iran. Semua fasilitas kami berada di bawah perlindungan dan pemantauan" Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA), kata Menlu Araghchi menjawab pertanyaan jurnalis Associated Press yang berkunjung ke Iran, dikutip dari Al Arabiya 16 November."Tidak ada pengayaan saat ini karena fasilitas kami — fasilitas pengayaan kami — telah diserang," lanjutnya, merujuk pada serangan Amerika Serikat ke tiga fasilitas pengayaan Iran pada Juni lalu.Ketika ditanya apa yang diperlukan agar Iran melanjutkan negosiasi dengan AS dan negara-negara lain, Menlu Araghchi mengatakan pesan Iran tentang program nuklirnya tetap "jelas.""Hak Iran untuk pengayaan, untuk penggunaan teknologi nuklir secara damai, termasuk pengayaan, tidak dapat disangkal," jelasnya."Kami memiliki hak ini dan kami terus menjalankannya, dan kami berharap masyarakat internasional, termasuk Amerika Serikat, mengakui hak-hak kami dan memahami bahwa ini adalah hak Iran yang tidak dapat dicabut, dan kami tidak akan pernah melepaskan hak-hak kami," tegas Menlu Araghchi.Iran berada dalam situasi sulit pascaperang. Israel menghancurkan sistem pertahanan udara negara itu, yang berpotensi membuka peluang bagi serangan udara lebih lanjut karena ketegangan yang masih tinggi terkait program nuklir Teheran.Sementara itu, tekanan ekonomi dan perubahan sosial terus menantang teokrasi Syiah Iran, yang sejauh ini menunda pengambilan keputusan tentang apakah akan menegakkan hukum wajib jilbab atau menaikkan harga bensin bersubsidi pemerintah, yang keduanya telah memicu protes nasional di masa lalu.Diketahui, Iran menggelar pertemuan dengan jurnalis dari berbagai negara yang diadakan oleh Institut Studi Politik dan Internasional Iran.Bertajuk "Hukum Internasional di Bawah Serangan: Agresi dan Bela Diri", konferensi tersebut mencakup makalah-makalah dari para analis politik Iran yang menawarkan pandangan Teheran tentang perang 12 hari pada Bulan Juni."Respons defensif Iran luar biasa, inspiratif, bersejarah, dan yang terpenting, murni," tulis Mohammad Kazem Sajjadpour, seorang profesor hubungan internasional."Bagaimana mungkin orang bisa membandingkan perbuatan kotor Israel dengan tindakan mulia dan bersih bangsa Iran?" lanjutnya.