Tekad Mentan Amran Kejar Swasembada Pangan: Semua Hari jadi ‘Tanggal Hitam 

Wait 5 sec.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam pelantikan serentak Pengurus Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin (Unhas) 2025-2029, di Makassar, Sulawesi Selatan. ANTARA/HO-Humas KementanMAKASSAR - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan seluruh hari kerja di lingkungan Kementerian Pertanian dianggap “tanggal hitam” atau tanpa hari libur, demi mempercepat tercapainya swasembada pangan dan penguatan ketahanan nasional. Amran mengatakan Presiden Prabowo Subianto meminta percepatan target swasembada pangan dari empat tahun menjadi tiga tahun, hingga akhirnya dipadatkan menjadi satu tahun. “Dengan target sesingkat-singkatnya ini, kami tidak ada tanggal merah, semua tanggal hitam,” ujar Amran dalam pelantikan serentak Pengurus Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin (Unhas) 2025–2029, di Makassar, sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Antara, Minggu, 16 November.  Ia menilai tantangan itu justru menjadi momentum untuk menunjukkan kapasitas sektor pertanian Indonesia. Menurutnya, Presiden memberikan target agresif dan konkret, dan Kementan memilih bekerja lebih dulu sebelum berbicara. “Presiden luar biasa. Beliau meminta kami siap dalam satu tahun. Kami tidak biasa bercerita sebelum bertindak, kami biasanya bekerja dulu baru bicara,” katanya. Amran menyebut Indonesia berada pada jalur yang tepat menuju swasembada, ditandai lonjakan produksi pangan nasional yang diakui sejumlah lembaga internasional. Ia mengatakan sektor pertanian Indonesia kini mendapat perhatian dunia, ditunjukkan dengan kunjungan para menteri pertanian negara maju yang ingin mempelajari strategi Indonesia. “Menteri Pertanian Jepang belum pernah datang ke Indonesia, tapi tahun ini mereka datang menanyakan strategi peningkatan produksi pangan kita. Bukan hanya Jepang, menteri-menteri negara lain pun berdatangan,” ujar Amran. Ia menegaskan kepercayaan global itu tidak lahir dari retorika, melainkan kerja nyata dan konsistensi di lapangan. Ia juga mengaku rutin menguji kedisiplinan dan kapasitas timnya. “Tanpa fakta, tidak mungkin kita meyakinkan siapa pun. Saya melihat sendiri bahwa mereka on time, bekerja serius, dan siap menembus target,” katanya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional sepanjang Januari–Desember 2025 diperkirakan mencapai 34,77 juta ton, naik 4,14 juta ton atau 13,54 persen dibanding periode yang sama pada 2024. FAO disebut menilai Indonesia berpotensi melompat menjadi produsen pangan terbesar kedua dunia setelah Brasil. Selain itu, United States Department of Agriculture (USDA) juga memprediksi produksi beras Indonesia akan meningkat bahkan sebelum musim tanam dimulai. “Lembaga riset di Amerika (USDA) sudah memprediksi produksi beras kita meningkat sebelum kita tanam. Coba kita cari tahu metode penelitian mereka, luar biasa,” ucapnya. Dalam kesempatan itu, Amran yang juga Ketua Umum IKA Unhas mengajak seluruh alumnus Unhas mengambil peran strategis dalam pembangunan nasional.  “Ayo seluruh alumni Unhas. Getarkan dunia. Siapkan generasi penerus, latih dan dampingi mereka. Pertanian adalah masa depan Indonesia, dan kita memegang kunci penting untuk mencapainya,” kata Amran.