AS Perangi Kartel hingga Latihan Militer di Karibia, Dianggap Taktik Trump Gulingkan Maduro

Wait 5 sec.

Ilustrasi kapal induk militer. (MD Amadul Haque-Unsplash)JAKARTA - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menilai mobilisasi tentara Amerika Serikat (AS) untuk memerangi kapal kartel narkoba hingga muncul latihan militer bersama negara lain di Laut Karibia merupakan taktik Pemerintahan Presiden Donald Trump untuk menggulingkan dirinya.Maduro mengecam AS terus meningkatkan kehadiran tentaranya di Karibia dengan kedok terbaru berupa latihan militer bersama dengan sekutunya Trinidad dan Tobago."Pemerintah Trinidad dan Tobago sekali lagi mengumumkan latihan-latihan yang tidak bertanggung jawab, meminjamkan perairannya di lepas pantai negara bagian Sucre untuk latihan militer yang dimaksudkan untuk mengancam republik seperti Venezuela, yang tidak membiarkan dirinya diancam oleh siapa pun," kata Maduro dalam sebuah acara di Caracas, dikutip dari AFP, Minggu 16 November.Ini adalah latihan gabungan kedua yang dilakukan militer AS dan Trinidad dan Tobago dalam waktu kurang dari sebulan di Laut Karibia.Untuk sesi latihan lain pada Oktober 2025, satu unit kapal perusak berpeluru kendali AS berlabuh di Trinidad selama empat hari, posisi yang berada dalam jangkauan tembak ke Venezuela. Keberadaan alutsista tersebut dianggap Venezuela sebagai upaya provokasi.Di bagian timur Venezuela, selama manuver latihan militer AS-Trinidad, Maduro telah mengeluarkan imbauan agar warganya melakukan penjagaan di jalan-jalan dari 16-21 November 2025.Ilustrasi kapal militer. (Unsplash-Germannavyphotograph) AS telah mengerahkan kapal perang, jet tempur, dan ribuan tentara ke Amerika Latin dalam beberapa pekan terakhir.Di wilayah Amerika Latin itu, AS melancarkan serangan terhadap 21 kapal diduga kartel menyelundupkan narkoba berujung tewasnya 80 orang penduduk sipil.Pemerintah Trump hingga saat ini tidak memberikan bukti-bukti terkait kebenaran sasaran yang telah dilakukan militer AS di kawasan Amerika Latin, termasuk di Laut Karibia.Banyak pengamat dan organisasi hak asasi manusia mengatakan serangan AS itu ilegal.Pada Selasa 11 November, AS terus meningkatkan jumlah militernya ke Laut Karibia dengan menghadirkan Kapal induk USS Gerald R. Ford.Kapal induk AS itu dilengkapi sembilan skuadron udara, dua kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke – USS Bainbridge dan USS Mahan – kapal komando pertahanan udara dan rudal terpadu USS Winston S. Churchill, dan lebih dari 4.000 anggota militer.Menurut Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth pada Kamis 13 November, AS telah memulai operasi militer menargetkan "teroris narkoba dari Belahan Bumi kita." Namun, tidak dijelaskan bagaimana operasi tersebut berjalan apakah berbeda dari pengerahan militer AS yang sebelumnya.Menteri Pertahanan Venezuela Vladimir Padrino López mengatakan pada Rabu 12 November, akan mengerahkan personel, persenjataan, dan peralatan militernya di Laut Karibia sebagai respons atas peningkatan kekuatan AS di perairan dekat negaranya.Selain unit militer reguler, lanjut dia, latihan ini akan melibatkan Milisi Bolivarian -pasukan cadangan sipil yang dibentuk mendiang Presiden Venezuela Hugo Chávez dan dinamai berdasarkan tokoh revolusioner bernama Simon Bolivar, yang mengamankan kemerdekaan banyak negara Amerika Latin dari Spanyol.