Cahaya Kota yang Indah Ternyata Mampu Mengacaukan Mesin Genetik Manusia

Wait 5 sec.

Setiap malam, langit kota di Indonesia makin terang. Lampu jalan, papan reklame, gedung bertingkat, dan kendaraan menciptakan cahaya yang hampir tidak pernah padam. Banyak orang mengira polusi cahaya hanya membuat sulit tidur atau menghalangi pemandangan bintang. Nyatanya, penelitian menunjukkan bahwa cahaya buatan pada malam hari dapat mengubah ekspresi ribuan gen dalam tubuh. Dampaknya tidak berhenti pada rasa kantuk, tetapi memengaruhi berbagai proses biologis yang penting bagi kesehatan.Fenomena ini menunjukkan bahwa paparan cahaya malam bukan sekadar gangguan kecil, melainkan faktor yang berpotensi memengaruhi fungsi tubuh secara mendalam, terutama bagi masyarakat yang hidup di kawasan perkotaan.Ilustrasi lampu jalanan yang dapat menjadi sumber polusi cahaya. Foto: Shutter StockPolusi Cahaya Bukan Sekadar Gangguan VisualKetika membahas polusi, orang biasanya memikirkan udara dan suara, bukan cahaya. Padahal cahaya malam yang berlebihan bisa mengacaukan ritme alami tubuh. Secara normal, mata menerima cahaya siang dan memberi sinyal ke otak untuk tetap aktif, lalu produksi melatonin meningkat saat gelap untuk memicu rasa kantuk.Masalah muncul ketika cahaya buatan terus menerangi malam. Lampu jalan atau cahaya gawai dapat menipu otak seolah hari belum berakhir. Selain membuat sulit tidur, penelitian menunjukkan bahwa gangguan ini memengaruhi proses biologis yang jauh lebih mendalam.Jam Biologis yang Dikendalikan GenTubuh manusia mengikuti ritme sirkadian, yaitu sistem waktu internal yang mengatur suhu tubuh, metabolisme, dan hormon. Ritme ini dikendalikan oleh kelompok gen yang menjaga berbagai proses biologis tetap selaras.Paparan cahaya terang pada malam hari membuat ritme tersebut meleset. Gen pengatur waktu bekerja tidak sinkron dengan jadwal alaminya sehingga kualitas tidur menurun, metabolisme terganggu, stres meningkat, dan kesehatan mental dapat ikut terdampak.Lebih jauh lagi, efek polusi cahaya tidak hanya memengaruhi gen pengatur waktu. Gangguan ini dapat meluas ke ribuan gen lain yang menjalankan fungsi penting di seluruh tubuh.Bagaimana Cahaya Mengubah Ekspresi GenPenelitian dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa cahaya buatan pada malam hari bisa memicu perubahan besar pada aktivitas gen. Riset dari University of Colorado yang memaparkan sukarelawan pada cahaya putih intensitas sedang selama beberapa malam menemukan ratusan gen berubah pola kerjanya. Gen yang terdampak mencakup pengatur metabolisme, kekebalan, dan proses perbaikan sel.Studi lain di jurnal Current Biology meneliti tikus yang ditempatkan pada cahaya redup saat malam. Hasilnya menunjukkan gangguan ekspresi gen tidak hanya terjadi pada otak, tetapi juga pada hati yang mengatur pemrosesan gula. Tikus mulai menunjukkan tanda awal resistensi insulin meski pola makannya sama.Ketika cahaya malam memasuki mata, sinyal dikirim ke pusat pengatur ritme sirkadian di otak lalu merembet ke berbagai jaringan tubuh. Beberapa gen menjadi terlalu aktif, sementara yang lain melemah. Dampaknya mempengaruhi pengolahan lemak, pengaturan gula darah, hingga kestabilan emosi. Efek ini dapat berlangsung sampai siang hari berikutnya sehingga satu malam yang terganggu dapat mengubah sistem tubuh lebih dari dua puluh empat jam.Dampak Jangka Panjang pada KesehatanGangguan ritme genetik yang bersifat kronis bisa memicu berbagai masalah. Beberapa riset menunjukkan bahwa paparan cahaya putih atau biru pada malam hari berkaitan dengan meningkatnya risiko obesitas, diabetes tipe dua, dan tekanan darah tinggi. Polusi cahaya juga ditemukan berhubungan dengan penurunan kualitas kesehatan mental, terutama kecemasan dan depresi.Pada kelompok tertentu seperti pekerja shift, risiko ini lebih tinggi. Tubuh mereka harus terus menyesuaikan ritme sirkadian dengan jadwal kerja yang sering bertentangan dengan siklus alami. Polusi cahaya kota membuat situasi semakin berat karena mereka sulit mendapatkan lingkungan gelap yang cukup untuk memulihkan ritme biologis.Gangguan ini juga berdampak pada anak anak. Studi awal mengamati bahwa cahaya dari gawai yang digunakan menjelang tidur dapat mengacaukan produksi melatonin sehingga anak sulit masuk fase tidur nyenyak. Jika terjadi setiap hari, dapat mempengaruhi konsentrasi, mood, dan perkembangan metabolisme.Kota Kota dengan Langit Terang dan Masa Depan Kesehatan WargaBanyak kota di dunia berlomba tampil seterang mungkin. Gedung tinggi memancarkan cahaya ke segala arah, toko dan kafe menyalakan lampu dekoratif sepanjang malam, sementara jalan raya terus menambah lampu dengan intensitas kuat.Sedikit kota yang memikirkan dampak biologisnya. Langit yang terlalu terang menghapus batas alami antara siang dan malam, padahal tubuh manusia terbentuk mengikuti siklus terang gelap selama waktu yang sangat panjang.Beberapa negara mulai menekan polusi cahaya dengan mengganti lampu jalan menjadi warna hangat, membatasi cahaya reklame, atau menetapkan jam pemadaman lampu gedung. Langkah seperti ini belum banyak dibahas di Indonesia, padahal manfaat kesehatan bagi warga kota cukup besar.Cara Praktis Menjaga Ritme Tubuh di Tengah Terang KotaMeski perubahan besar membutuhkan peran pemerintah dan industri, ada langkah kecil yang dapat dilakukan individu untuk melindungi ritme genetiknya.Pertama, kurangi cahaya biru pada malam hari. Gunakan mode malam pada gawai dan redupkan lampu kamar satu hingga dua jam sebelum tidur. Kedua, pilih lampu berwarna hangat dengan intensitas rendah untuk ruang tidur. Ketiga, jaga konsistensi waktu tidur agar ritme sirkadian tetap stabil. Keempat, hindari bekerja atau menatap gawai di tempat tidur. Kebiasaan sederhana ini membantu tubuh mengenali sinyal alami waktu istirahat.Ilustrasi kebiasaan bermain gawai di tempat tidur yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Foto: Shutter StockPenutupPolusi cahaya sering dianggap masalah sepele, padahal pengaruhnya pada tubuh sangat mendalam. Cahaya buatan pada malam hari dapat mengacaukan ritme genetik dan mengubah proses biologis yang menjaga tubuh tetap sehat. Jika gangguan ini terjadi terus menerus, risiko masalah metabolik, kesehatan mental, dan kualitas tidur makin meningkat.Kota yang terang seharusnya tetap memberi ruang bagi tubuh untuk beristirahat dengan benar. Kesadaran publik dan perhatian pembuat kebijakan menjadi kunci agar lingkungan malam diatur dengan lebih tepat. Langit yang kembali gelap bukan hanya menghadirkan ketenangan, tetapi juga membantu menjaga kesehatan masyarakat di masa mendatang.