Total 300 Lebih Siswa Sekolah Katolik di Nigeria Diculik Kelompok Bersenjata

Wait 5 sec.

Suasana sekolah Katolik di Nigeria pasca penculikan siswa oleh kelompok bersenjata, Jumat (21/11/2025). Foto: Asosiasi Kristen Nigeria/via APAsosiasi Kristen Nigeria mengungkap kelompok bersenjata menculik lebih dari 300 siswa dan 12 guru dari sebuah sekolah Katolik pada Jumat (21/11) kemarin. Sebelumnya, diberitakan ada 52 siswa yang diculik oleh kelompok bersenjata.Serangan dan penculikan itu terjadi di Sekolah St. Mary, sekolah Katolik di komunitas Papiri, Agwara. "Jumlah korban penculikan bertambah setelah verifikasi dan sensus terakhir yang dilakukan," kata Ketua Asosiasi Kristen Nigeria di Niger, Pendeta Bulus Dauwa, dalam keterangannya, dikutip dari AP, Sabtu (22/11). Ia juga menegaskan asosiasi bekerja untuk memastikan kepulangan para siswa dengan selamat.Pihak berwenang mengatakan regu taktis telah dikerahkan bersama para pemburu lokal untuk menyelamatkan para siswa.Komando Kepolisian Negara Bagian Niger mengatakan penculikan itu terjadi pada pagi hari. Pasukan militer dan keamanan telah dikerahkan ke sekitar TKP. Sekolah St. Mary adalah sekolah menengah yang menampung siswa berusia antara 12 dan 17 tahun.Suasana sekolah Katolik di Nigeria pasca penculikan siswa oleh kelompok bersenjata, Jumat (21/11/2025). Foto: Asosiasi Kristen Nigeria/via APGambar satelit menunjukkan kompleks sekolah terhubung dengan sekolah dasar yang ada di sebelahnya, dengan lebih dari 50 ruang kelas dan asrama. Sekolah itu berlokasi dekat jalan utama yang menghubungkan kota Yelwa dan Mokwa.Sekretaris pemerintah negara bagian Niger mengatakan sekolah itu tetap melakukan kegiatan belajar mengajar meski sudah ada peringatan intelijen terkait peningkatan ancaman penculikan."Sayangnya, Sekolah St. Mary tetap buka dan melanjutkan aktivitas akademik tanpa memberi tahu atau meminta izin dari Pemerintah Negara Bagian, sehingga menempatkan siswa dan staf dalam risiko yang sebenarnya bisa dihindari," kata pernyataan pemerintah setempat.Seorang warga setempat, Umar Yunus, mengatakan hanya ada pengaturan keamanan lokal dan tidak ada petugas polisi atau pasukan pemerintah yang mengamankan sekolah saat penculikan terjadi pada Jumat kemarin.Hingga saat ini, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas penculikan siswa yang terjadi pekan ini. Para analis dan warga lokal mengatakan kelompok kriminal sering menargetkan sekolah, wisatawan, dan penduduk desa untuk menculik demi uang tebusan.