Film Dukun Magang, Kisah Horor yang Justru Mengundang Tawa

Wait 5 sec.

Film Dukun Magang (Foto: Dok. Dens Vision Multimedia)JAKARTA — Dens Vision Multimedia menghadirkan horor-komedi terbaru berjudul Dukun Magang, diproduseri eksekutif Denny Januar dengan ide cerita dari Ki Semar RBS. Film ini memadukan komedi gelap, misteri pedesaan, dan nuansa menikmati masa remaja yang dekat dengan keseharian generasi muda.Kisahnya berpusat pada Raka (Jefan Nathanio), mahasiswa skeptis yang hidupnya hanya berfokus pada menyelesaikan skripsi. Situasi berubah ketika ia pulang ke Desa Kalimati bersama Sekar (Hana Saraswati), pewaris tradisi keluarga.Satu kesalahan membuat Kuntilanak Hitam yang telah dikurung selama 12 tahun bebas berkeliaran. Untuk memperbaiki kekacauan itu, Raka harus magang pada dukun legendaris Mbah Djambrong (Adi Sudirja).Perjalanan Raka memadukan kekacauan dan ketakutan, mulai dari topo patigeni, ritual sangkar ayam, hingga berburu tali pocong. Semua diramu menjadi pengalaman yang kocak, mencekam, dan penuh benturan logika.Menurut Ki Semar RBS, film ini lahir dari kegelisahan melihat jarak antara generasi muda dan tradisi."Banyak anak muda merasa modernitas membuat mereka tak perlu lagi memahami warisan. Lewat dinamika Raka dan Mbah Djambrong, saya ingin menunjukkan bahwa akal sehat dan tradisi bisa berdialog,” ujarnya dikutip VOI dari keterangan resminya pada Sabtu, 22 November 2025.Sutradara menegaskan bahwa konflik logika modern dan ilmu warisan menjadi fondasi visual film. Kampus digambarkan terang dan simetris, sementara Desa Kalimati hadir dengan palet tanah, asap dupa, dan komposisi organik yang menggambarkan dunia mistik yang masih hidup.Komedi dalam Dukun Magang tidak hadir sebagai sisipan, melainkan lahir dari reaksi manusiawi para tokoh."Horor harus tetap mencekam, tapi kelucuan muncul dari karakter yang gagal bersikap serius. Timing ketakutan dan blok adegan jadi kunci,” jelas sang sutradara.Hal itu tampak dalam kehadiran Boiman dan Fajar, duo sahabat yang selalu memantik tawa di saat situasi sedang menegang. Contohnya, kokok ayam jago yang selalu muncul di momen-momen salah kaprah Mbah Djambrong.Bagi aktor Jefan Nathanio, proses memerankan sosok skeptis yang dipaksa percaya pada hal gaib menjadi tantangan tersendiri."Aku orangnya sangat logis. Jadi harus belajar dari sudut pandang berbeda, termasuk ngobrol dengan teman yang pernah mengalami hal-hal serupa,” tuturnya.Ia mengaku salah satu adegan paling membuka perspektifnya adalah ritual sangkar ayam yang tampak nyeleneh namun tetap masuk akal dalam konteks film."Jujur awalnya aku bingung. Tapi karena ini horor-komedi, semuanya justru nyambung,” tambahnya sambil tertawa.Film ini juga diperkuat atmosfer pedesaan, set-piece mistis khas Indonesia, serta musik yang memacu adrenalin. Deretan aktor seperti Mo Sidik, Mang Osa, Norma Cinta, Salsabila, hingga penampilan spesial Dodit Mulyanto menambah warna komedi tanpa mengurangi rasa seramnya.Sebagai penutup, Dukun Magang menyelipkan adegan post-credit yang membuka lapisan misteri baru."Petunjuknya sudah kami tanam sejak awal. Post-credit hanya membuka jendela kecil yang menunjukkan dunia gaib di film ini jauh lebih luas." kata sutradara.