Vaksin HPV Diperluas, Pemerintah Targetkan 90% Anak Indonesia Terlindungi pada 2030

Wait 5 sec.

Direktur Imunisasi Kementerian Kesehatan dr. Prima Yosephine dalam acara Kelas Jurnalis Lawan Misinformasi Kanker Leher Rahim di Era Digital di Jakarta. (ANTARA)JAKARTA - Vaksin Human Papillomavirus (HPV) menjadi salah satu upaya kunci pemerintah dalam mencegah kanker leher rahim yang masih menjadi masalah serius kesehatan di Indonesia.Pemerintah terus mendorong program vaksinasi ini agar dapat menjangkau anak-anak perempuan dan laki-laki secara lebih luas guna menghentikan penyebaran virus yang dapat menyebabkan kanker serviks.Direktur Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, mengungkapkan bahwa pemerintah menargetkan cakupan vaksinasi HPV pada kedua gender mencapai 90 persen pada tahun 2030.“Jadi diharapkan minimal 90 persen anak perempuan dan anak laki-laki di republik kita ini sudah harus mendapatkan imunisasi HPV sebelum umurnya 15 tahun, ini nanti semua akan dicapai tahun 2030,” kata Prima dalam acara Kelas Jurnalis Lawan Misinformasi Kanker Leher Rahim di Era Digital di Jakarta, Senin.Menurut Prima, langkah ini merupakan bagian dari strategi besar untuk mempercepat eliminasi kanker serviks yang menular. Saat ini, vaksinasi diberikan satu dosis kepada anak perempuan kelas 5 SD atau yang berusia 11 tahun, termasuk yang tidak bersekolah.Apabila belum menerima imunisasi pada usia tersebut, anak-anak dapat mengejar vaksinasi saat berada di kelas 6 SD atau kelas 9 SMP, setara dengan usia 15 tahun.Program vaksinasi juga akan diperluas kepada anak laki-laki mulai tahun 2026, dengan dosis tunggal yang diberikan pada usia 11 tahun atau setara dengan kelas 5 SD.Penerapan strategi ini akan dimulai tahun depan di tiga provinsi sebagai tahap awal, sebelum akhirnya diperluas ke seluruh Indonesia secara bertahap.Prima menekankan bahwa kanker leher rahim masih menjadi ancaman besar, dengan sekitar 36 ribu kasus baru setiap tahun di Indonesia. Dari jumlah tersebut, hampir 60 persen di antaranya berakhir dengan kematian, setara dengan 56 orang setiap hari.Ia menyebutkan bahwa rendahnya kesadaran masyarakat dalam melakukan skrining dini dan vaksinasi HPV menjadi tantangan dalam mengendalikan penyakit ini, meskipun informasi mengenai bahayanya sudah banyak diketahui.Untuk memperkuat upaya eliminasi, pemerintah menargetkan pada tahun 2030 minimal 75 persen perempuan berusia 30 hingga 60 tahun telah menjalani skrining menggunakan tes DNA HPV.Selain itu, pada tahun 2027, pemerintah merencanakan perluasan program vaksinasi HPV untuk perempuan berusia 20 tahun.“Target lainnya yang ingin dicapai pemerintah pada 2030 adalah 90 persen perempuan yang sudah terdiagnosa kanker leher rahim harus segera mendapatkan tata laksana yang adekuat,” tambah Prima.