Inalum Butuh Anak Usaha Baru untuk Proyek Smelter Aluminium Mempawah

Wait 5 sec.

Pembangunan Proyek Smelter Grade Alumina Mempawah, Kalimantan. Foto: Rumagia Bangun Setiawan/ShutterstockPT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) meminta dukungan Danantara Indonesia dan Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara (BP BUMN) untuk membangun anak perusahaan baru.Anak perusahaan ini untuk mengelola proyek New Smelter Aluminium di Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar) dengan kapasitas produksi 600.000 ton aluminium per tahun.Direktur Utama Inalum Melati Sarnita mengatakan, perusahaan mendorong pembentukan perusahaan patungan (joint venture) untuk mengelola smelter baru tersebut."Kami mungkin nanti harus meminta dukungan dari Danantara dan juga BP BUMN untuk dapat memberikan dukungan pendirian anak perusahaan baru dan perusahaan patungan terkait proyek smelter ini," katanya saat Rapat Komisi VI DPR, Kamis (20/11).Melati menjelaskan, anak perusahaan baru ini sangat penting untuk memproses pembiayaan proyek (project financing). Nantinya, Inalum akan menggandeng mitra strategis dalam JV tersebut."Ini sangat penting sekali prosesnya buat kami, ketika kita bicara financing untuk project financing," katanya.Proyek ini ditargetkan dapat beroperasi (commercial operating date/COD) pada 2029. Proyek ini diharapkan memasuki tahap Final Investment Decision (FID) pada tahun 2026, kemudian Engineering, Procurement, and Construction (EPC) pada 2026-2028, dan commissioning pada 2029.Namun, ide pembentukan anak perusahaan ini dipertanyakan oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR Nurdin Halid. Pasalnya, saat ini Danantara tengah berkutat pada perampingan jumlah BUMN yang saat ini mencapai 1.040 perusahaan."Kenapa mesti ada ide Inalum mendirikan anak usaha, sementara Danantara sekarang sedang berpikir untuk efisienkan jumlah perusahaan, sekarang kurang lebih 1.040," kata Nurdin.Menjawab hal tersebut, Melati menjelaskan pembentukan anak perusahaan ini, selain penting untuk pembiayaan proyek, namun juga sebagai upaya mitigasi risiko bisnis karena seluruh kepemilikan saham perusahaan adalah pemerintah."Kita membutuhkan ring fencing joint venture tersebut dari eksisting bisnis kita, karena eksisting bisnis kita itu Inalum kepemilikan negara masih 100 persen. Jadi kami sangat menginginkan JV smelter itu tersendiri, sehingga secara performance kita lebih gampang memonitornya," ungkap Melati.Dia memastikan Inalum sudah membahas ide pembentukan anak perusahaan dengan Danantara, seiring dengan rencana Danantara masuk pada proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) untuk menginjeksi modal sekitar USD 192 juta."Saat ini kita masih diskusi, kalau support sebenarnya masih on going discussion, termasuk USD 192 juta itu masih pakai asumsi 15 persen partisipasi di proyek," tegas Melati.Saat ini, Inalum yang merupakan anggota holding BUMN pertambangan MIND ID memiliki 4 anak perusahaan, yakni PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) dengan saham 60 persen yang mengelola proyek smelter alumina.Kemudian PT Indonesia Aluminium Alloy dengan kepemilikan saham 99,99 persen, yakni perusahaan yang bergerak di produk secondary aluminium, yakni campuran aluminium primer dengan scrap.Inalum juga memiliki afiliasi di PT Sinergi Mitra Lestari Indonesia dengan saham 25 persen. Perusahaan ini bergerak di bidang waste management dan logistik. Terakhir, perusahaan juga memiliki 33,75 persen saham di PT Indonesia Battery Corporation (IBC).