Wall Street Ditutup Melemah, Pasar Menanti Rilis Kinerja Nvidia

Wait 5 sec.

Ilustrasi Wall Street. Foto: ShutterstockSaham-saham di bursa Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup turun tajam pada Selasa (18/11), memperpanjang aksi jual yang dipicu oleh penantian rilis kinerja Nvidia. Hasil kinerja perusahaan tersebut dinilai akan menjadi ujian bagi euforia kecerdasan buatan (AI) di tengah kekhawatiran valuasi yang kian meningkat.Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average merosot 498,56 poin atau 1,07 persen menjadi 46.091,68. S&P 500 turun 55,08 poin atau 0,83 persen ke level 6.617,33, sementara itu Nasdaq Composite melemah 275,23 poin atau 1,21 persen ke posisi 22.432,85.Ketiga indeks utama AS itu berakhir di zona merah, sementara harga minyak, bitcoin, dan emas justru menguat serta imbal hasil obligasi pemerintah AS turun seiring menurunnya selera risiko investor. S&P 500 dan Dow mencatat penurunan empat hari berturut-turut, dengan S&P 500 sudah melemah 3,4 persen sepanjang periode tersebut.Laporan kinerja kuartalan Nvidia yang akan dirilis pada hari ini, Rabu (19/11), menjadi sorotan karena dinilai dapat menunjukkan apakah lonjakan saham berbasis AI masih berkelanjutan atau justru mendekati gelembung. Di sisi lain, Home Depot memperkirakan penurunan laba tahunan yang lebih besar dari perkiraan, memicu kekhawatiran tentang kondisi pasar perumahan dan daya beli konsumen AS.“Investor mulai merasakan perubahan suasana pasar. Mereka tidak ingin terlalu agresif di sektor teknologi kalau ternyata Nvidia tidak memenuhi ekspektasi,” kata CEO Horizon Investment Services. Chuck Carlson.Ia menambahkan, setelah setahun yang cukup baik bagi investor teknologi, sebagian pelaku pasar kini memilih mengamankan keuntungan.Ilustrasi Nvidia. Foto: PhotoGranary02/ShutterstockSementara itu, data ekonomi resmi yang sebelumnya tertunda akibat penutupan pemerintah AS mulai dirilis kembali. Departemen Perdagangan mencatat pesanan barang manufaktur AS pada Agustus naik 1,4 persen sesuai perkiraan.Di Eropa, bursa saham ditutup pada level terendah dalam satu bulan. Saham Jerman bahkan menyentuh titik terendah mendekati lima bulan karena kekhawatiran atas valuasi teknologi dan memudarnya harapan pemangkasan suku bunga The Fed pada Desember.Indeks MSCI untuk saham global turun 11,64 poin atau 1,18 persen menjadi 976,17. Indeks STOXX 600 Eropa melemah 1,72 persen, sementara FTSEurofirst 300 turun 1,71 persen.Saham pasar berkembang juga jatuh 1,75 persen, dan indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 1,9 persen. Nikkei Jepang anjlok 3,22 persen.Imbal hasil obligasi AS melemah karena pasar saham yang jatuh mendorong permintaan aset safe haven. Yield obligasi AS tenor 10 tahun turun 1,4 basis poin menjadi 4,119 persen, sementara yield tenor 2 tahun turun 3,5 basis poin menjadi 3,575 persen.Dolar Stabil, Kripto Menguat, Emas NaikDang Dolar AS. Foto: Antara/Puspa PerwitasariDolar AS bertahan menguat terhadap yen setelah menyentuh level tertinggi dalam 9,5 bulan, dan menguat tipis terhadap euro di tengah kekhawatiran fiskal Jepang serta pencarian petunjuk mengenai arah kebijakan The Fed.Indeks dolar naik 0,05 persen menjadi 99,60. Euro melemah 0,09 persen ke posisi USD 1,1579, sementara dolar menguat 0,18 persen terhadap yen ke level 155,52.Bitcoin berbalik menguat 0,99 persen ke USD 92.715,39 setelah sempat turun di bawah USD 90.000, atau sekitar 30 persen di bawah rekor tertingginya. Ethereum naik 3,69 persen menjadi USD 3.116,25.Lebih lanjut, harga minyak menguat setelah investor menilai dampak sanksi terhadap minyak Rusia. Minyak WTI naik 1,39 persen menjadi USD 60,74 per barel, sementara Brent menguat 1,07 persen menjadi USD 64,89 per barel.Emas yang sempat melemah kemudian berbalik naik setelah menyentuh level terendah dalam sepekan. Harga spot gold naik 0,64 persen menjadi USD 4.070,25 per ounce, sementara emas berjangka AS turun tipis 0,12 persen ke USD 4.063,40.