Nasaruddin mencontohkan tradisi masyarakat Tionghoa dalam menghormati orang tua, seperti mencuci kaki orang tua yang dianggap seperti setengah dewa, memiliki nilai yang sejalan dengan ajaran Islam dan agama-agama lainnya. Ia menekankan bahwa keenam agama di Indonesia harus bersama-sama mengakomodasi kearifan lokal yang ada, bukan mempertentangkannya.Lebih lanjut, Menag menegaskan bahwa esensi ajaran agama manapun adalah cinta kasih. "Di mana ada agama, maka di situ pasti ada cinta. Jadi jika ada orang mengajarkan agama tetapi juga mengajarkan kebencian antar sesama, itu bukan mengajarkan agama tetapi mengajarkan kebalikan dari ajaran agama tersebut," pungkasnya.