PSIM Yogyakarta mengalahkan Bhayangkara FC 1-0. (PSIM Yogyakarta)YOGYAKARTA - PSIM Yogyakarta harus bekerja keras sebelum mengatasi perlawanan Bhayangkara FC 1-0 di pertandingan Super League 2025/2026. Kemenangan dalam duel di Stadion Sultan Agung, Bantul, Sabtu, 22 November 2025 menjadikan PSIM kembali ke papan atas. PSIM menunjukkan tim promosi paling konsisten di kompetisi kasta tertinggi. Tim yang bermarkas di Kota Yogyakarta ini juga kian akrab dengan tiga poin saat bermain di kandang sendiri. Pada awal kompetisi, PSIM yang terpaksa meminjam SSA, Bantul, untuk menjamu lawan-lawannya di Super League, kerap kesulitan meraih poin penuh. Apalagi, mereka sudah harus bertemu lawan-lawan berat yang biasa malang-melintang di kasta tertinggi seperti Arema FC dan juara bertahan Persib Bandung. Bahkan di kandang sendiri, PSIM pernah dihajar Borneo FC Samarinda 3-1. Sebaliknya, Laskar Mataram justru kerap meraih poin di pertandingan tandang. Ini yang menjadikan PSIM mampu menembus papan atas. Posisi yang sesungguhnya di luar perkiraan karena tim berstatus tim promosi.Setelah melakoni derbi Mataram melawan Persis Solo yang berakhir imbang 2-2 sebelum jeda kompetisi, PSIM bertahan di jalur menang saat menjamu Bhayangkara FC. Di laga itu, gol semata wayang tuan rumah dicetak Rakhmatsho Rakhmatzoda pada menit 38.Kemenangan itu membawa PSIM naik ke peringkat empat dengan poin 22. Terpaut 11 poin dengan Borneo FC yang bertengger di puncak klasemen. Sementara, Bhayangkara FC tertahan di papan tengah. Mereka menempati peringkat tujuh setelah mengantungi poin 18. Sama dengan Persita Tangerang, namun Bhayangkara FC kalah selisih gol. Di laga itu, PSM harus bekerja keras menghadapi Bhayangkara FC yang merupakan ulangan final Liga 2 2024/2025. Meski demikian, tim asuhan Jean-Paul van Gastel mampu mendominasi permainan. Mereka langsung menekan pertahanan lawan. Setelah berkali-kali gagal, PSIM akhirnya memecah kebuntuan melalui Rakhmatsho yang menyambut umpan assist Fahreza Sudin. Ini menjadi satu-satunya gol yang tercipta di laga tersebut. “Kami unggul 1-0, tetapi di babak kedua lawan bermain lebih baik. Mereka mampu menekan dan sedikit lebih berbahaya dibandingkan di babak pertama. Sebaliknya, menurut saya permainan mereka di babak pertama sama sekali tidak berbahaya,,” kata Van Gastel.Menurut pelatih asal Belanda ini tim seharusnya mencetak lebih banyak gol. Pasalnya, mereka menciptakan banyak peluang tetapi tidak ada yang bisa dikonversi menjadi gol. “Kami seharusnya bisa menciptakan lebih banyak peluang daripada yang kami lakukan. Selain itu, lawan bermain sangat bagus dalam menyerang. Ini membuat kami harus bekerja keras dalam bertahan,” ujar dia.