Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Bimo Wijayanto (kiri). (Foto: Aris Nurjani/VOI)JAKARTA - Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Bimo Wijayanto mengungkapkan beberapa strategi optimalisasi dalam meningkatkan penerimaan negara di tengah perlambatan ekonomi global. Bimo menyampaikan, pemerintah terus berupaya meningkatkan penerimaan pajak sekaligus menjaga pertumbuhan ekonomi sektor swasta dan daya beli masyarakat. "Tentu dalam upaya tersebut, kami sudah disampaikan juga oleh pimpinan kami, Bapak Menteri, kita tidak akan mengeluarkan kebijakan yang merupakan materi perpajakan baru," ujarnya dalam dialog Andi Shalini dengan Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan RI, Bimo Wijayanto dalam Squawk Box, Selasa, 18 November. Dia menambahkan, fokus utama saat ini adalah meningkatkan kapasitas administrasi perpajakan, termasuk memperkuat layanan elektronik agar wajib pajak semakin mudah dalam melaksanakan kewajibannya. Selain itu, Bimo menambahkan, pemerintah juga telah membuka blokir anggaran untuk mempercepat realisasi belanja negara dan mendorong program-program prioritas nasional yang dapat menjadi stimulus bagi perekonomian. "Tadi juga sudah disampaikan, kebijakan penempatan Rp200 triliun plus top-up Rp76 triliun ke perbankan komersial yang sudah disalurin ke kredit produktif, ke sektor real, dampaknya mulai terlihat pada konsumsi, pada investasi, pada ekonomi growth, dan juga pada perkembangan penerimaan perpajakan sebagai sumber utama untuk penerimaan negara di APBN," jelasnya. Selain itu, Bimo menjelaskan, insentif perpajakan ke depan akan dibuat lebih terarah dan terukur sehingga dapat meningkatkan kinerja sektor-sektor strategis yang berperan dalam memperkuat daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi swasta.Bimo menyebut sektor domestik yang menjadi fokus saat ini yaitu beberapa sektor yang menunjukkan pertumbuhan positif, antara lain jasa keuangan dan asuransi, perdagangan digital, serta sektor informasi dan komunikasi yang mendukung ekosistem digital."Ini terus tumbuh positif dan menjadi salah satu stabilisator penerimaan negara. Tentu kita akan memberikan insentif untuk mendorong sektor-sektor yang bisa bertumbuh tersebut," tuturnya.Sementara itu, ia menyampaikan untuk sektor andalan seperti komoditas minerba dan komoditas CPU, tentunya pentingnya perbaikan tata kelola dan langkah ini dilakukan untuk mencegah berbagai potensi penyimpangan.