BNPT: Pelaku Ledakan di SMAN 72 Jakarta Akses Grup True Crime Community

Wait 5 sec.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Eddy Hartono/ Foto: Ari K/ VOIJAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Eddy Hartono mengungkap bahwa pelaku ABH (anak berhadapan dengan hukum) dalam insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, mengakses grup True Crime Community (TCC), sebuah komunitas daring wadah penyebaran paham radikal.Menurut Eddy, tren pola rekruitmen secara online saat ini mengalami peningkatan. Dalam kajian psikologis modern, fenomena itu disebut sebagai 'Memetic Radicalization' atau 'Memetic Violence', yakni proses di mana seseorang meniru ide maupun perilaku ekstrem yang ditemui di ruang digital.“Rekruitmen secara online memang sedang tren. Dalam kajian psikologis, ada istilahnya 'Memetic Radicalization' atau 'Memetic Violence'. Dia (pengakses) lebih kepada meniru ide atau perilaku,” ujar Eddy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 18 November.Eddy menjelaskan bahwa pelaku diduga meniru perilaku yang ia temukan di grup TCC yang dimaksud. Pola imitasi itu kemudian berkembang menjadi perilaku berbahaya yang memicu tindakan nekat.“Contohnya, di kasus SMA 72, pelaku diketahui Densus mengakses grupnya, namanya TCC. True Crime Community. Nah itu tadi. Jadi dia bisa meniru ide atau perilaku apa yang terjadi sehingga dia meniru supaya bisa dibilang hebat, supaya ada kebanggaan,” terang Eddy.Untuk mengantisipasi dampak psikologis terhadap anak-anak yang terpapar konten radikal, BNPT kini menggandeng sejumlah kementerian dan lembaga, Bahkan, pata ahli psikologi juga dilibatkan untuk memetakan kondisi mental anak yang terpapar.“Itulah yang kami sekarang lakukan dengan Kementerian PPA, KPAI, Kemensos, melibatkan ahli-ahli psikologis untuk memetakan,” ujarnya“Sehingga ketika diketahui secara psikologis apa yang terjadi, baru kita melakukan rehabilitasi,” pungkasnya.