Suzuki Fronx dan Motor Satria Buatan Indonesia Hari Ini Resmi Diekspor ke ASEAN

Wait 5 sec.

Suzuki Fronx resmi diekspor ke ASEAN. (Foto: Indra/VOI)JAKARTA - PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) resmi membuka babak baru dalam perjalanan industrinya dengan melepas ekspor perdana dua model sekaligus, yakni Suzuki Fronx dan Suzuki Satria.Seremoni pelepasan yang berlangsung di Plant Cikarang ini menegaskan posisi Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor strategis Suzuki untuk kawasan Asia Tenggara.Langkah ini menjadi tonggak penting yang menunjukkan kemampuan Suzuki Indonesia, baik dari sisi manufaktur maupun ekosistem rantai pasok lokal yang menopang produksinya untuk pasar global. President Director PT Suzuki Indomobil Motor dan PT Suzuki Indomobil Sales Minoru Amano, menegaskan makna besar dari pencapaian tersebut.“Ekspor perdana Fronx dan Satria adalah bentuk nyata dari kesiapan Indonesia untuk bersaing pada pasar internasional. Kami memproduksi kendaraan berstandar global serta mampu menyesuaikan dengan regulasi negara tujuan. Langkah maju ini menegaskan peran Indonesia sebagai salah satu basis produksi strategis Suzuki di Asia Tenggara," ujar Minoru Amano di pabrik Suzuki, Cikarang, Bekasi, Selasa, 18 November.Momentum ini juga mendapatkan dukungan penuh Pemerintah melalui kehadiran Wakil Menteri Perindustrian Republik Indonesia Faisol Riza, sebagai simbol sinergi kuat antara regulator dan pelaku industri otomotif. Dengan kontribusinya sebagai produsen kendaraan ekspor nonmigas, Suzuki menargetkan kedua model tersebut dapat memberikan dorongan positif terhadap devisa negara.Jenama asal Jepang ini mematok target ambisius hingga tahun 2027, yaitu 30.000 unit Fronx dan 150.000 unit Satria untuk pengiriman ke luar negeri. Dari kalkulasi internal, Fronx diproyeksikan menyumbang sekitar 30 persen ekspor mobil Suzuki, sedangkan Satria menyumbang sekitar 60 persen ekspor sepeda motor di periode yang sama.Kawasan Asia Tenggara menjadi destinasi utama pengapalan tahap awal. Fronx dipilih karena tren SUV global terus menanjak, sementara Satria tetap menjadi motor performa tinggi yang diminati sejumlah negara.Suzuki juga memastikan bahwa dua model ini memiliki tingkat kandungan lokal tinggi, yakni 63 persen pada Fronx dan 82 persen pada Satria, sebagai bukti kesiapan pemasok dalam negeri. Minoru Amano kembali menegaskan komitmen jangka panjang Suzuki untuk Indonesia."Setiap unit yang kami kirimkan ke pasar mancanegara adalah representasi kompetensi industri serta kepercayaan terhadap kualitas tenaga kerja Indonesia. Ekspor ini tidak hanya memperluas jejak bisnis global Suzuki, tetapi juga memberikan multiplikasi manfaat ekonomi bagi ekosistem pemasok lokal, sumber daya manusia, hingga perekonomian nasional. Kami akan terus memperkuat sekaligus mengamankan posisi sentral Indonesia di panggung otomotif dunia," ujarnya.Suzuki Indonesia bukan pemain baru dalam ekspor, sejak pertama kali mengirim Carry Futura dan RC100 pada 1993, perusahaan ini telah mengekspor lebih dari 800 ribu unit mobil dan 1,5 juta unit sepeda motor ke lebih dari 100 negara, mulai dari Asia, Timur Tengah, Amerika Latin, hingga Afrika dan Eropa. Untuk tahun 2025, Suzuki menargetkan ekspor sekitar 40.000 unit mobil dan 30.000 unit sepeda motor, baik dalam bentuk Completely Built Up (CBU) maupun Completely Knock Down (CKD).Suzuki mengandalkan tiga fasilitas produksi di Bekasi, Plant Cikarang untuk mobil penumpang, Plant Tambun 2 untuk mobil niaga, dan Plant Tambun 1 untuk sepeda motor. Lebih dari 22 triliun rupiah investasi telah ditanamkan sejak awal berdiri untuk memastikan lini produksi semakin modern dan efisien.Saat ini, Suzuki sudah mampu melakukan proses produksi lengkap dari pressing, welding, painting, assembling, hingga final inspection. Pembuatan mesin, transmisi, dan kursi pun dilakukan sendiri melalui fasilitas powertrain dan seat manufacturing. Serta dukungan lebih dari 800 pemasok lokal, di mana 55 persen merupakan investor domestik dan 32 persen UMKM, terlibat dalam rantai pasok Suzuki.