Suasana RDP Komisi III DPR RI dengan Wakapolri, Plt. Wakil Jaksa Agung RI, dan Kepala BP MA RI, Jakarta, Selasa (18/11/2025). Foto: YouTube/ TVR ParlemenWakapolri Komjen Dedi Prasetyo mengatakan, Polri sudah menerjunkan tim evaluasi ke sejumlah polda pasca terjadinya aksi unjuk rasa besar yang terjadi pada akhir Agustus lalu. Ia mengatakan, evaluasi itu dilakukan dalam hal mengubah paradigma penanganan aksi unjuk rasa.“Irwasum (Inspektur Pengawasan Umum Polri) sudah menurunkan tim di 12 polda untuk melihat bagaimana sih potret penanganan unjuk rasa di 12 polda pasca kejadian kemarin,” kata Dedi saat hadiri Rapat Kerja bersama Komisi III DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Selasa (18/11).Dedi mengatakan, salah satu evaluasi perubahan paradigma itu adalah mengenai cara Polri dalam melayani aksi unjuk rasa harus lebih dengan cara-cara yang humanis.Suasana rapat Komisi III DPR bersama Wakil Kepolisian Republik Indonesia, Wakil Kejaksaan Agung, dan Kepala Badan Pengawas MA di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Selasa (18/11/2025). Foto: Luthfi Humam/kumparan“Banyak kekurangan-kekurangan yang harus kami perbaiki. Nah, ini sangat menyadari perubahan-perubahan ini harus kami lakukan dari paradigma menghadapi massa menjadi melayani massa,” tuturnya.“Karena massa yang menyampaikan aspirasinya ini merupakan suatu bentuk wujud demokrasi yang harus betul-betul kami jaga,” sambungnya.Pengunjuk rasa melakukan aksi di depan Markas Komando (Mako) Brimob Polda Mtero Jaya, Kwitang, Jakarta, Jumat (29/8/2025). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTOSelain soal penanganan aksi massa, Dedi juga menyebutkan evaluasi juga dilakukan dalam bidang kultural. Menurutnya, setiap anggota Polri harus memahami situasi kondisi masyarakat.“Polri jangan berlaku hedon, flexing. Ya, Polri betul-betul harus betul-betul melihat bagaimana kondisi masyarakat secara objektif,” pungkasnya.