Ilustrasi hubungan seks. (Freepik)JAKARTA - Banyak orang bertanya-tanya apakah seks anal bisa menyebabkan kehamilan. Secara teknis jawabannya tidak. Seks anal sendiri tidak menghubungkan langsung sperma dengan sel telur. Ini juga dianggap sebagai salah satu cara yang efektif untuk menghindari kehamilan.Namun ada beberapa situasi yang sangat jarang terjadi yang secara tidak langsung bisa menyebabkan kehamilan. Ternyata ada risiko lain yang perlu diketahui jika melakukan seks anal.Dilansir dari laman Medical News Today, menurut survei tahun 2018, orang-orang di Amerika Serikat tampaknya melakukan seks anal lebih sering dibandingkan sebelumnya.Banyak wanita merasa seks anal menyenangkan, sementara sebagian lainnya merasa sakit atau tidak nyaman, dan kadang setuju melakukannya karena faktor tertentu, misalnya merasa tertekan oleh pasangan atau ingin menghindari kehamilan.Seks seharusnya menjadi pengalaman yang menyenangkan dan disepakati oleh kedua pasangan. Jika merasa terpaksa melakukan sesuatu yang tidak ingin dilakukan, komunikasikan pada pasangan.Bagaimana Kehamilan Bisa Terjadi?Sperma bergerak aktif untuk mencari sel telur. Pada orang dengan organ reproduksi wanita, kesuburan terjadi ketika ovarium melepaskan sel telur ke tuba falopi, biasanya sebulan sekali. Agar terjadi pembuahan, sperma harus masuk ke vagina, menembus serviks, dan mencapai tuba falopi untuk bertemu sel telur.Seks anal tidak langsung menghubungkan anus dengan organ reproduksi, sehingga sperma tidak bisa langsung mencapai sel telur. Namun ada kemungkinan sangat kecil sperma bisa berpindah dari anus ke vagina, misalnya karena kontak tidak sengaja sebelum atau setelah penetrasi anal tanpa kondom. Jika ini terjadi saat masa subur, kehamilan mungkin saja terjadi meski sangat jarang.Sperma juga bisa hadir dalam jumlah kecil di pre-ejakulat atau cairan yang keluar sebelum ejakulasi. Ini berarti, meski ejakulasi tidak terjadi di vagina, masih ada risiko kecil kehamilan jika terjadi kontak dengan vagina selama foreplay sebelum seks anal. Untuk menghindari kehamilan sepenuhnya, hindari penetrasi vagina jika tidak menggunakan kontrasepsi lain.Risiko Lain dari Seks Anal Tanpa KondomSeks anal tanpa kondom memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan seks vagina tanpa kondom termasuk:- Penyakit menular seksual (PMS/STI)Anal dapat menularkan infeksi lebih mudah karena lapisan rektum tipis, kering, dan mudah robek, memberi jalan masuk bagi virus, bakteri, atau parasit.- Iritasi atau cederaBisa menyebabkan robekan, pendarahan, dan dalam beberapa kasus melemahkan otot usus sehingga terjadi kebocoran.- Infeksi saluran kemihKehadiran feses saat seks anal dapat memicu infeksi pada saluran kemih.Meski pelumas dapat membantu mencegah robekan, beberapa penelitian menunjukkan penggunaan pelumas juga bisa meningkatkan risiko infeksi tertentu.