Presiden Donald Trump dan Pangeran MBS di acara forum investasi di Riyadh, Arab Saudi, 13 Maret 2025 Foto: X/@emara_riyadhPutra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman akan bertemu Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih untuk mempererat hubungan yang telah berjalan selama puluhan tahun, khususnya untuk memperluas kerja sama perdagangan, teknologi, bahkan energi nuklir.Dikutip dari Reuters, Senin (17/11), ini akan menjadi kunjungan pertama MBS ke AS sejak pembunuhan Jamal Khashoggi oleh agen Arab Saudi di Istanbul, Turki, pada 2018 lalu. Intelijen AS menyimpulkan MBS menyetujui penangkapan atau pembunuhan Khashoggi yang merupakan kritikus keras Arab Saudi.MBS membantah memerintahkan operasi pembunuhan Khashoggi, tapi mengakui tanggung jawabnya sebagai penguasa de facto kerajaan.Trump berupaya mendapatkan keuntungan dari janji investasi Arab Saudi senilai senilai USD 600 miliar yang dibuat saat Trump mengunjungi negara itu pada Mei lalu. Ia menghindari menyinggung isu hak asasi manusia selama kunjungan itu dan kemungkinan akan menghindarinya lagi.Sementara itu, MBS berupaya mendapat jaminan keamanan di tengah gejolak kawasan dan menginginkan akses ke teknologi AI dan kemajuan menuju kesepakatan program nuklir sipil.Arab Saudi sepakat untuk menjual minyak dengan harga yang menguntungkan AS. Sebagai gantinya, AS akan menyediakan jaminan keamanan bagi Arab Saudi.Namun, kesepakatan itu terguncang oleh AS yang gagal bertindak saat Iran menyerang instalasi minyak Arab Saudi pada 2019. Kekhawatiran itu kembali muncul pada September lalu, saat Israel menyerang Qatar yang disebut menargetkan anggota Hamas.Setelahnya, Trump menandatangani pakta pertahanan dengan Qatar lewat keputusan presiden. Banyak analis, diplomat, dan pejabat yang yakin Arab Saudi akan mendapatkan pakta yang mirip dengan Qatar.Arab Saudi telah mengupayakan pakta pertahanan yang diratifikasi Kongres AS dalam negosiasi baru-baru ini. Namun, AS menetapkan syarat Arab Saudi harus menormalisasi hubungannya dengan Israel.Arab Saudi juga mendesak kesepakatan di bidang energi nuklir dan AI dalam rencana Visi 2030 yang ambisius untuk diversifikasi ekonomi dan memperkuat posisinya terhadap para pesaing di kawasan.Mendapat persetujuan untuk mendapatkan cip komputer canggih akan sangat penting bagi rencana Arab Saudi untuk menjadi pusat AI global dan untuk bersaing dengan Uni Emirat Arab yang menandatangani kesepakatan pusat data senilai miliaran dolar AS, yang memberinya akses ke cip kelas atas.MBS juga ingin mencapai kesepakatan dengan Washington mengenai pengembangan program nuklir sipil Saudi. Ini juga bagian dari upaya untuk diversifikasi minyak.Kesepakatan semacam itu akan membuka akses ke teknologi nuklir AS dan jaminan keamanan, serta membantu Arab Saudi sejajar dengan UEA dan Iran yang memiliki program nuklir sendiri.Meski demikian, hal ini dinilai sulit dilakukan karena Arab Saudi tidak ingin menyetujui ketentuan AS yang akan mengesampingkan pengayaan uranium atau pemrosesan ulang bahan bakar bekas. Keduanya merupakan jalur potensial untuk membuat bom.