Indonesia Dorong Penelitian Taktik dan Metode Baru Pelaku Kejahatan Daring di 19th AMMTC

Wait 5 sec.

The Nineteenth ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime di Malaysia. (Sumber: Kemlu RI)JAKARTA - Indonesia mendorong penelitian terhadap taktik dan metode baru yang digunakan pelaku kejahatan daring hingga peningkatan kolaborasi dalam pertemuan ASEAN yang membahas masalah kejahatan daring dan online scam.ASEAN menegaskan komitmennya dalam memerangi kejahatan lintas negara melalui adopsi "ASEAN Declaration on Combatting Cybercrime and Online Scams" pada The Nineteenth ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime (19th AMMTC) yang berlangsung di Malaka, Malaysia pada 10 September lalu.Dalam Deklarasi ini, Indonesia mendorong penelitian terhadap taktik dan metode baru yang digunakan pelaku kejahatan daring, pelaksanaan investigasi bersama, penguatan kerja sama dengan Mitra Wicara ASEAN, serta peningkatan kolaborasi lintas pilar ASEAN, tulis Kementerian Luar Negeri RI dalam keterangannya, Rabu 17 September.Deklarasi ini menyoroti meningkatnya ancaman kejahatan siber dan penipuan daring yang berkembang menjadi kejahatan terorganisir lintas negara, memicu tindak pidana lain seperti pencurian identitas, phishing, penipuan keuangan, money laundering, perdagangan narkoba, perjudian daring, people smuggling, dan trafficking in persons (TIP). Negara-negara anggota ASEAN menyampaikan keprihatinan atas dampak sosial dan kerugian finansial yang ditimbulkan, termasuk menurunnya kepercayaan publik.Melalui deklarasi ini, ASEAN sepakat untuk memperdalam koordinasi penegakan hukum, meningkatkan kesadaran publik, dan penelitian mengenai taktik baru kejahatan daring, Selain itu negara anggota juga sepakat untuk memperbaiki kebijakan dan regulasi di tingkat nasional maupun regional, serta memperkuat kerja sama melalui pertukaran informasi, pengembangan kapasitas, bantuan hukum timbal balik, ekstradisi, operasi bersama, dan pengembangan infrastruktur data.Negara-negara anggota juga berkomitmen meningkatkan kapasitas aparat garis depan dalam mendeteksi, menyelidiki, dan menindak pelaku kejahatan siber, termasuk sindikat penipuan daring, serta memperkuat pemahaman terhadap aliran dana ilegal yang terkait. Negara anggota turut mendorong pembentukan points-of-contact khusus seperti pusat anti-scam, bekerja sama dalam melacak, dan membekukan dana ilegal.Deklarasi ini juga menekankan pentingnya kerja sama dengan pemangku kepentingan terkait di tingkat nasional, regional, dan internasional, termasuk sektor swasta, lembaga keuangan, mitra wicara ASEAN, dan organisasi non-pemerintah untuk pencegahan, penindakan, dan perlindungan korban.Selain adopsi Deklarasi tersebut, pertemuan juga membahas tren kejahatan transnasional terkini, termasuk meningkatnya kasus online scam yang kini memanfaatkan kecerdasan buatan (AI), deepfake, ransomware, dan mata uang kripto.Diketahui, AMMTC merupakan forum pengambil keputusan tertinggi ASEAN di bidang pencegahan dan pemberantasan kejahatan transnasional, termasuk manajemen perbatasan.