Sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara melintas di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Foto: ANTARA FOTO/Nova WahyudiHarga minyak mentah naik lebih dari USD 1 per barel pada penutupan perdagangan Selasa (16/9). Para pedagang mempertimbangkan kemungkinan pasokan Rusia terganggu oleh serangan pesawat tak berawak Ukraina di pelabuhan dan kilangnya. Mereka juga menunggu keputusan Federal Reserve tentang suku bunga AS.Mengutip Reuters pada Rabu (17/9) minyak mentah Brent naik USD 1,03 atau 1,5 persen menetap di USD 68.47 per barel. West Texas Intermediate (WTI) ditutup pada USD 64.52 per barel, naik sebesar USD 1,22 atau 1,9 persen.Monopoli pipa minyak Rusia Transneft (TRNF_p.MM) telah memperingatkan produsen bahwa mereka mungkin harus memotong output setelah serangan drone Ukraina di pelabuhan ekspor dan kilang penting, kata tiga sumber industri."Serangan terhadap terminal ekspor seperti Primorsk lebih ditujukan untuk membatasi kemampuan Rusia untuk menjual minyaknya di luar negeri, yang memengaruhi pasar ekspor," kata analis JP Morgan.CPOHarga minyak kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) terpantau mengalami penurunan pada penutupan hari Selasa (16/9). Berdasarkan situs Barchart, harga CPO untuk kontrak Oktober 2025 turun 0,16 persen menjadi MYR 4.408 per ton.Batu BaraSelain itu harga batu bara terpantau naik. Berdasarkan situs Tradingeconomics, harga batu bara naik 0,25 persen ke level USD 101.75 per ton.Batu bara berjangka Newcastle turun menjadi sekitar USD 101 per ton pada pertengahan September, menandai titik terendah selama tiga bulan karena permintaan global yang lamban membebani harga.Data industri menunjukkan volume batubara kokas global turun 6 persen dari tahun ke tahun pada paruh pertama tahun 2025 menjadi sekitar 172 juta ton, mencerminkan produksi baja yang lebih lemah, pasokan domestik yang lebih tinggi di pasar utama.NikelHarga nikel berdasarkan London Metal Exchange (LME) terpantau turun 0,05 persen menjadi USD 15.428.TimahHarga timah berdasarkan London Metal Exchange (LME) terpantau naik 0,70 persen menjadi USD 34.881 per ton.