Skandal Ijazah Palsu Berjamaah: Potret Aib Politik Pejabat Negara di Malaysia

Wait 5 sec.

Kepemimpinan Mahathir Mohamad era 2018-2020 yang dicederai oleh jajaran menterinya yang berijazah palsu. (ANTARA)JAKARTA - Skandal ijazah palsu pejabat negara jadi aib terbesar dalam dunia politik Negeri Jiran. Tuduhan itu mengemuka karena beberapa pejabat sekelas menteri diragukan pernah tamat kuliah. Tiada bukti juga ijazah mereka asli.Kritik paling keras muncul dari Najib Razak. Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia era 2009-2018 menganggap kasus ijazah palsu sebagai kemunduran bernegara. Ia menganggap penerusnya sebagai PM Malaysia, Mahathir Mohamad tak becus pilih menteri. Rakyat Malaysia pun ramai-ramai mengecam.Sejarah ditulis pemenang. Narasi itu sudah hadir sejak dulu kala. Namun, gemanya masih bertahan sampai hari ini. kondisi itu terlihat kala koalisi Pekatan Harapan menang Pemilu Malaysia 2018. Kemenangan itu membuat Mahathir Mohamad menjabat sebagai PM untuk kedua kalinya -- dulu pernah berkuasa dari 1981-2003.Kemenangan Mahathir membuatnya memilih jajaran pemerintahan sendiri. Nama baru dan lama menteri coba dihadirkan. Alih-alih mendapatkan sambutan meriah, pemilihan menteri itu dianggap bawa mudarat. Banyak menteri yang dianggap tak punya kompetisi gemilang.Rakyat Malaysia bahkan ragu dengan catatan pendidikan menteri-menteri dalam kabinet pemerintahan Mahathir. Mereka benar-benar lulusan luar negeri, atau cuma comot nama kampus asing untuk menghiasi daftar pendidikan pejabat negara. Kecurigaan itu mulai menguat pada Februari 2019.Biodata Menteri Perumahan, Zuraida yang diterbitkan media pemerintah, BERNAMA. (Facebook Najib Razak)Semunya bermuara dari seorang Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia, Marzuki Yahya. Marzuki mengklaim dirinya memiliki gelar sarjana dari Universitas Cambridge, Inggris. Kesaksian itu diragukan karena program pendidikan logistik yang dilakukan adalah pembelajaran jarak jauh.Suatu hal yang jarang dilakukan kampus besar di dunia yang didominasi pendidikan tatap muka. Kondisi itu memancing rakyat Malaysia bersuara dan berencana membawa kasus ijazah palsu Marzuki ke pengadilan.Gebrakan itu membuat Marzuki mengakui gelar itu bukan dari Universitas Cambridge Inggris, tapi dari kampus tak populer Universitas Internasional Cambridge di Amerika Serikat (AS). Ada kecurigaan kampus yang dimaksud abal-abal. Kebohongan itu lalu merembet ke mana-mana. Ijazah pejabat negara lainnya mulai diragukan."Saya kira mereka (kelompok pengkritik) salah memahami. Saya belajar di Cambridge International University di Amerika Serikat. Saya bekerja di bidang logistik (sebelum terjun ke politik). Saya hanya menggunakan ijazah itu demi mengembangkan bisnis," ungkap Marzuki sebagaimana dikutip laman kompas.com, 7 Februari 2019.Efek DominoKebohongan Marzuki bak membuka rahasia kelamnya pejabat negara Malaysia lainnya. Pejabat negara sekelas menteri saja ikut terseret. Antara lain Menteri Pertahanan Mohamad Sabu, Menteri Perumahan Zuraida Kamaruddin, Menteri Besar Johor Osman Sapian, dan Menteri Besar Perak Ahmad Faizal Azumu.Pejabat-pejabat itu dituduh berbohong terkait rekam jejak pendidikannya. Ambil contoh Ahmad Faizal. Menteri Besar Perak itu mengaku lulusan perniagaan dari Universtas Edith Cowan, Australia. Namun, setelah didesak rakyat Malaysia, Ahmad mengaku hanya pernah kuliah saja, tidak sampai lulus.Begitu juga dengan Mohamad Sabu. Menteri Pertahanan itu banggakan latar pendidikannya sebagai lulusan dari Institut Teknologi Mara di Penang. Namun, Mohamad Sabu nasib saja sama dengan Ahmad. Mereka pernah berkuliah dan tak lulus.Biodata Menteri Pertahanan, Mohamad Sabu yang diterbitkan media pemerintah, BERNAMA. (Facebook Najib Razak)Menteri Perumahan Zuraida dan Meteri Besar Johor, Osman Sapian juga tak kalah kontroversi. Keduanya sama-sama tak pernah bersekolah atau lulus dari Universitas yang disebutkan. Zuraida yang mengaku lulusan Universitas Singapura, sedang Osman yang mengaku lulusan Universitas Pendidikan Malaysia. Sikap tak jujur pejabat Malaysia membuat Najib Razak geram bukan main. Mantan PM Malaysia yang kena skandal korupsi itu menganggap jajaran menteri era pemerintahan kedua Mahathir Mohamad tak punya integritas.Pejabat tersebut dianggap sudah melakukan kebohongan publik. Najib mendesak Mahathir untuk memecat mereka. Kondisi itu supaya kepercayaan rakyat Malaysia kembali. Najib sebagaimana rakyat Malaysia tak ingin pejabat tak berintegritas muncul mengisi jabatan strategis. Sekalipun opsi itu tak dilakukan.“Semalam, Menteri Besar Perak telah mengaku beliau tidak memiliki ijazah kuliah dan bukan seorang lulusan. Ini selepas pengakuan Menteri Perumahan dan Kerajaan Tempatan, Zuraida Kamaruddin dan Menteri Pertahanan Mohamad Sabu bahwa mereka juga tak pernah kata mereka adalah lulusan dari kampus yang dimaksud.”“Tetapi apa yang pelik ialah berita palsu bahwa menteri-menteri ini adalah lulusan kampus top ialah dari biodata yang dikeluarkan oleh saluran berita rasmi kerajaan - BERNAMA di dalam infografik-infografik mereka dan tersebar luas ketika dilantik sebagai menteri, yaitu kira-kira 9 bulan lalu. Apa yang mereka lakukan selama kira-kira 9 bulan itu? Diamkan diri. Ini sumber dari BERNAMA, bukan dari Wikipedia saja,” ungkap Najib dalam akun Facebooknya, 11 Februari 2019.