Diplomasi Budaya, Film Jadi Ujung Tombak Membuka Berbagai Peluang

Wait 5 sec.

Keterangan pers gelaran "Arts Lumiere Indonesia Festival (ALIF): Muslim World Movie Screening 2025: di Kementerian Luar Negeri RI. (Sumber: Kementerian Luar Negeri RI)JAKARTA - Tokoh perfilman nasional sekaligus Ketua Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI) Deddy Mizwar menggambarkan dahsyatnya diplomasi kebudayaan melalui film yang mampu membuka berbagai peluang.Berbicara dalam keterangan pers gelaran "Arts Lumiere Indonesia Festival (ALIF): Muslim World Movie Screening 2025" yang akan diadakan di Jakarta pada 19-21 September, Deddy mencontohkan bagaimana dahsyatnya dampak diplomasi kebudayaan melalui film di Korea Selatan dan Amerika Serikat.Dijelaskan olehnya, diplomasi kebudayaan menjadi salah satu upaya yang sangat bagus untuk menunjukan posisi suatu negara dengan visi yang dimilikinya.Ia mencontohkan Korea Selatan dengan film dan drama Korea-nya, Jepang dengan anime yang luar biasa mendunia, hingga negara Islam seperti Iran dan Turki."Kita bicara apa saja, handphone ingat Samsung, mobil ingat Hyundai, ginseng ingat Korea, skincare korea, bagaimana ampuhnya diplomasi kebudayaan mempengaruhi pola pikir masyarakat," jelas Deddy Mizwar di Kementerian Luar Negeri RI, Selasa 16 September.Keterangan pers gelaran "Arts Lumiere Indonesia Festival (ALIF): Muslim World Movie Screening 2025: di Kementerian Luar Negeri RI. (Sumber: Kementerian Luar Negeri RI)Ia menilai Korea menggunakan film dan diplomasi kebudayaan, sehingga industrinya maju."Bagaimana penetrasi sebuah film mempengaruhi pola pikir kita. Mereka menggunakan itu," jelasnya.Lebih jauh Dedddy menjelaskan, itu sebabnya Amerika Serikat sejak dulu menggunakan film sebagai sarana diplomasi kebudayaan."Film menjadi alat mengenalkan Amerika Serikat, pola pikir Amerika Serikat, sehingga orang Indonesia berpikir ingin menjadi orang Amerika Serikat, ingin gaya Amerika Serikat, sehingga produk-produk Amerika Serikat, mobil-mobil, masuk luar biasa," jelasnya.Menurutnya, film hanya sebagian kecil ujung tombak untuk mempengaruhi pola pikir manusia di berbagai negara untuk menciptakan kekaguman terhadap Amerika Serikat."Saya beli mobil mewah karena film Amerika, beli jam tangan mewah mungkin karena nonton film Amerika," ujarnya."(Film) jadi ujung tombak yang menciptakan berbagai peluang terbuka," tandasnya."Kami pernah juga menghambat film Amerika masuk ke Indonesia. Mereka bilang apa, kalau film Amerika dihambat masuk ke Indonesia, jangan harap kayu lapis dan tekstil Indonesia akan masuk ke Amerika," kata Deddy.Deddy menilai gelaran festival film internasional yang digelar Kementerian Luar Negeri RI sangat penting, langkah yang pantas mendapatkan apresiasi dan penghargaan."Semoga enggak berhenti cuma sekali, tapi terus dilaksanakan, sehingga menciptakan berbagai perspektif lain yang bisa kita ambil sebagai hal positif di kemudian hari," harap Deddy.