Ilustrasi second choice (Pinterest/Nemet Joussef)YOGYAKARTA - Media sosial banyak melahirkan istilah-istilah baru yang kerap digunakan anak muda. Salah satu istilah yang sering muncul adalah second choice atau dalam bahasa Indonesia berarti pilihan kedua. Ungkapan ini kini semakin populer karena sering dipakai dalam percakapan sehari-hari maupun konten digital.Generasi Z (Gen Z) dan millennial gemar menggunakan bahasa campuran dalam obrolan, termasuk memasukkan istilah bahasa Inggris. Kata second choice menjadi salah satu yang sering mereka gunakan untuk menggambarkan suatu posisi yang kurang diutamakan. Fenomena ini mencerminkan bagaimana bahasa gaul terus berkembang mengikuti tren.Namun, banyak orang yang belum benar-benar memahami arti dari istilah tersebut. Apakah sekadar pilihan cadangan? Ataukah lebih dalam menggambarkan kondisi emosional seseorang? Berikut akan dibahas arti second choice, ciri-ciri, hingga contohnya agar lebih jelas.Apa Itu Second Choice?Second choice secara harfiah berarti pilihan kedua atau cadangan. Istilah ini menggambarkan kondisi ketika seseorang atau sesuatu tidak dijadikan prioritas utama. Biasanya, posisi ini hanya dipertimbangkan jika pilihan pertama tidak bisa dipenuhi.Dalam konteks hubungan personal, second choice berarti seseorang hanya didekati atau diperhatikan ketika orang lain tidak ada. Misalnya, seseorang merasa dicari hanya saat pasangan utama tidak bisa menemani. Hal ini membuat individu yang berada di posisi tersebut merasa kurang dihargai.Dalam kehidupan sehari-hari, istilah ini tidak hanya berlaku untuk percintaan. Second choice juga bisa muncul di pertemanan, pekerjaan, bahkan keputusan sehari-hari. Misalnya, sebuah perusahaan bisa menjadikan kandidat cadangan sebagai pegawai ketika kandidat utama menolak tawaran.Fenomena ini sering menjadi topik pembicaraan di media sosial, khususnya di kalangan Gen Z dan millennial. Mereka menggunakan istilah ini untuk mengekspresikan perasaan tidak diutamakan atau hanya menjadi pelengkap. Karena itu, istilah second choice tidak hanya memiliki makna harfiah, tetapi juga emosional.Ada beberapa tanda yang bisa menunjukkan bahwa seseorang berada dalam posisi second choice. Salah satunya adalah hanya dihubungi ketika orang lain tidak ada. Hal ini membuat interaksi terasa sepihak dan tidak seimbang.Ciri lainnya adalah kurangnya prioritas. Misalnya, seseorang hanya diundang ke acara ketika orang utama berhalangan. Kondisi ini sering membuat seseorang merasa hanya menjadi cadangan dalam sebuah hubungan atau lingkungan sosial.Adapun contoh kasus bisa sangat beragam. Dalam dunia percintaan, seseorang bisa menjadi second choice ketika pasangannya lebih fokus pada orang lain. Ia hanya dicari ketika pasangan utama tidak bisa memenuhi kebutuhan emosional atau fisik. Kondisi ini bisa memunculkan rasa sakit hati yang mendalam.Dalam dunia kerja, second choice juga bisa terjadi. Misalnya, perusahaan memilih kandidat A sebagai prioritas, tetapi jika A menolak, barulah kandidat B diterima. Meski mendapat kesempatan, posisi tersebut bisa terasa kurang membanggakan karena statusnya hanya sebagai pilihan kedua.Menjadi second choice dapat berdampak buruk pada kondisi mental seseorang. Ia bisa merasa tidak cukup baik atau tidak layak menjadi prioritas. Jika hal ini dibiarkan, bisa menimbulkan rasa rendah diri yang berkepanjangan.Selain itu, status sebagai pilihan kedua dapat mengganggu hubungan antarindividu. Baik dalam pertemanan, percintaan, maupun pekerjaan, posisi ini sering menimbulkan konflik batin. Karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda sejak awal agar tidak terjebak terlalu lama.Jadi, bila Anda merasa hanya ditempatkan sebagai second choice, sebaiknya mulai mengevaluasi hubungan tersebut. Semua orang berhak menjadi pilihan utama, bukan sekadar cadangan. Dengan memahami hal ini, kita bisa lebih menghargai diri sendiri dan terhindar dari hubungan yang merugikan.