Mantan Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Dok. ANTARA)JAKARTA - Erick Thohir resmi meninggalkan posisi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), setelah menerima mandat baru sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Erick ditunjuk untuk menggantikan Dito Ariotedjo. Erick pertama kali dilantik menjadi Menteri BUMN pada 23 Oktober 2019, saat pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin. Kemudian, Erick ditunjuk lagi untuk menduduki posisi tersebut pada 2024, dalam Kabinet Merah Putih Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Hampir enam tahun menjabat posisi tersebut, berbagai gebrakan besar dilakukan Erick Thohir. Mulai dari bersih-bersih BUMN, pembentukan holding, pemangkasan jumlah BUMN, hingga peningkatan setoran dividen. Bersih-bersih BUMN Sejak awal menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick memang menaruh fokus pada langkah bersih-bersih di tubuh perusahaan pelat merah. Beberapa kasus besar ditangani mulai dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Asuransi Jiwasraya (Persero), PT Asabri (Persero), hingga dana pensiun BUMN. Di tahun 2019, Erick memberhentikan Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara buntut kasus penyelundupan motor klasik tahun 1972 dan dua sepeda lipat Brompton. Masih di tahun yang sama, Erick juga turun tangan menangani megakorupsi Jiwasraya dengan kerugian Rp16,8 triliun. Berdasarkan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Jiwasraya kerap berinvestasi di saham gorengan tanpa disertai dengan kajian yang memadai. Kejaksaan Agung (Kejagung) juga menetapkan 6 tersangka dalam kasus korupsi Jiwasraya. Mereka adalah eks direksi dan dua pengusaha besar, yaituBenny Tjokrosaputro dan Heru Hidayat. Kemudian di 2020, Erick juga melaporkan kasus korupsi pengelolaan keuangan dan dana investasi Asabri periode 2012 hingga 2019 dengan potensi kerugian negara mencapai Rp23,7 triliun. Laporan tersebut berdasarkan dari hasil audit investigasi yang dilakukan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Tak berhenti di situ, pada tahun 2022, Erick juga melaporkan kasus korupsi Garuda ke Kejaksaan Agung terkait pembelian pesawat ATR 72-600 dan penyewaan sejumlah pesawat, dengan potensi kerugian negara Rp8,8 triliun. Selanjutnya, Erick juga pernah mengungkapkan sebanyak 34 dari total 48 dana pensiun (Dapen) BUMN dalam kondisi bermasalah. Defisit Dapen yang dikelola perusahaan pelat merah ini totalnya mencapai Rp9,8 triliun. Berdasarkan pendalaman, dana tersebut tidak sepenuhnya terindikasi korupsi, tetapi ada juga yang terindikasi salah investasi. Pemangkasan Jumlah BUMN Di masa Erick, jumlah BUMN dipangkas drastis dari 142 menjadi 47 perusahaan. Langkah itu ditempuh melalui penutupan BUMN yang tidak produktif dan merugi, penggabungan atau merger, holdingisasi, dan memangkas jumlah perusahaan pelat merah . Beberapa BUMN yang ditutup antara lain PT Merpati Nusantara Airlines, PT Istaka Karya, PT Kertas Leces, PT Iglas, PT Industri Sandang Nusantara, hingga PT Kertas Kraft Aceh. Tak hanya penutupan BUMN, Erick juga melakukan merger besar dan melahirkan entitas baru seperti PT Bank Syariah Indonesia (BSI), PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), Palmco, SupportingCo, SugarCo, serta PT Angkasa Pura Indonesia (API). Kemudian pembentukan holding atau pengelompokan BUMN berdasarkan sektor usaha, di antaranya Holding Aviasi dan Pariwisata (InJourney), dan Holding Ultra Mikro (BRI, Pegadaian, PNM). Lalu, Holding Pangan (ID Food), Holding Farmasi (Bio Farma, Kimia Farma, Indofarma), Holding Perasuransian dan Penjaminan (IFG), Holding Industri Pertahanan (Defend ID), serta Holding spesialis transformasi (Danareksa). Core Value AKHLAK Erick juga meresmikan core value AKHLAK sebagai nilai dasar seluruh BUMN pada 1 Juli 2020. Adapun AKHLAK merupakan kepanjangan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Adapun sebelumnya, tiap BUMN memiliki core value sendiri-sendiri sehingga dinilai sulit menyatukan arah dan budaya kerja. Karena itu, Erick membangun AKHLAK. Pada saat peresmian, Erick bilang AKHLAK dibentuk sebagai core value bukan lip service. “Karena kalau kita bekerja ada core value, ini yang membuat kita kuat,” ujar Erick di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu, 1 Juli 2020.Dividen BUMN NaikHasil transformasi yang dilakukan Erick Thohir ri tubuh BUMN terlihat dari kenaikan setoran dividen.Pada 2024, dividen mencapai Rp85,5 triliun, naik dari Rp81,2 triliun di 2023.Penyumbang terbesar berasal dari sebesar Rp25,7 triliun, Bank Mandiri Rp17,1 triliun, MIND ID sebesar Rp11,2 triliun, Pertamina Rp9,3 triliun, dan Telkom Indonesia Rp9,2 triliun.Kemudian, Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar Rp6,2 triliun, PLN Rp3 triliun, Pupuk Indonesia Rp1,2 triliun, Pelindo Rp1triliun, serta BTN sebesar Rp420 miliar.