Penghormatan kepada Ratu Elizabeth muncul di layar papan iklan Nasdaq MarketSite di layar papan iklan Nasdaq MarketSite di Times Square, di New York, AS, Kamis (8/9/2022). Foto: Andrew Kelly/ReutersBursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Senin (22/9), melanjutkan tren kenaikan tiga sesi berturut-turut. Saham-saham teknologi menjadi motor penggerak, sementara harga emas mencetak rekor baru dan dolar AS melemah.Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 66,27 poin atau 0,14 persen ke level 46.381,54. S&P 500 menguat 29,39 poin atau 0,44 persen ke 6.693,75, sedangkan Nasdaq Composite yang sarat saham teknologi melonjak 157,50 poin atau 0,70 persen ke posisi 22.788,98.Investor mencermati sinyal beragam dari pejabat Federal Reserve (The Fed) terkait prospek pemangkasan suku bunga, serta kabar terbaru soal imigrasi. Presiden AS Donald Trump menyatakan perusahaan AS perlu membayar USD 100.000 untuk setiap visa kerja baru H-1B, kebijakan yang berpotensi menekan sektor teknologi.Indeks Wall Street melanjutkan capaian rekor pekan lalu, dengan Nvidia dan Apple Inc menjadi penyumbang utama. Nvidia mengumumkan investasi senilai USD 100 miliar, sementara permintaan iPhone terbaru Apple dinilai kuat oleh analis.“Sekarang pasar bergantung pada kepemimpinan yang sangat sempit. Pasar juga sudah terus naik sepanjang bulan ini, kuartal ini, bahkan sejak April. Jadi wajar jika ada konsolidasi,” ujar Michael O’Rourke, Kepala Strategi Pasar di JonesTrading.Dari sisi kebijakan moneter, Gubernur Federal Reserve Stephen Miran menilai bank sentral salah membaca seberapa ketat kebijakan saat ini, sehingga bisa membahayakan pasar tenaga kerja jika tidak segera memangkas suku bunga lebih agresif. Namun, tiga pejabat Fed lainnya menegaskan perlunya tetap berhati-hati karena inflasi masih menjadi ancaman.Presiden Federal Reserve St. Louis Alberto Musalem menyebut ruang pemangkasan lanjutan terbatas setelah penurunan suku bunga pekan lalu, mengingat inflasi masih di atas target 2 persen. Senada, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan belum melihat kebutuhan pemangkasan tambahan tahun ini.Federal Reserve. Foto: ShutterstockSementara itu, Presiden Fed Cleveland Beth Hammack menilai kebijakan saat ini belum terlalu ketat, sehingga Fed perlu berhati-hati dalam melonggarkan kebijakan.“Mayoritas pejabat Fed selain Miran cenderung hawkish, tapi pasar tetap naik sehingga pernyataan mereka tidak terlalu memengaruhi pergerakan,” kata Michael.Meski begitu, dengan pidato lanjutan dari pejabat Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, serta rilis data inflasi penting pekan ini, Carol Schleif, Kepala Strategi Pasar di BMO Private Wealth Management, memperkirakan perdagangan bisa berlangsung volatil.Indeks MSCI atas saham global naik 3,69 poin atau 0,38 persen ke level 985,44. Sebelumnya, indeks pan-Eropa STOXX 600 ditutup turun tipis 0,13 persen.Di pasar valas, dolar AS melemah terhadap euro dan franc Swiss, setelah tiga hari beruntun menguat. Indeks Dolar AS, yang mengukur kinerja greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, turun 0,4 persen ke 97,33. Euro menguat 0,47 persen ke USD 1,1799 per euro, sementara dolar AS melemah 0,4 persen terhadap franc Swiss menjadi 0,792. Terhadap yen Jepang, dolar AS turun tipis 0,12 persen ke 147,76.Di pasar obligasi AS, imbal hasil (yield) bergerak relatif stabil pasca pemangkasan suku bunga Fed pekan lalu. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun naik 1,3 basis poin menjadi 4,15 persen dari 4,14 persen pada akhir pekan. Sementara yield obligasi tenor 30 tahun naik 1,4 basis poin ke 4,77 persen.