Presiden Prabowo Subianto. (Tangkapan layar UN Web TV)JAKARTA - Presiden Indonesia Prabowo Subianto menegaskan bencana kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina harus dihentikan dan mengakhiri perang menjadi prioritas, mengingatkan dunia tidak boleh tinggal diam.Hal itu disampaikan Presiden Prabowo saat berpidato dalam High-level International Conference for the Peaceful Settlement of the Question of Palestine and the Implementation of the Two-State Solution, rangkaian High Level Week Sidang Majelis Umum ke-80 PBB di Markas Besar PBB New York, Amerika Serikat, Selasa 23 September.Menyoroti tragedi yang terus berlangsung di Jalur Gaza, Presiden Prabowo mengatakan itu merupakan bencana di mana ribuan nyawa tak bersalah, mayoritas perempuan dan anak-anak terbunuh."Indonesia mengecam segala bentuk kekejaman terhadap warga sipil," tegas Presiden Prabowo.Lebih jauh Presiden RI menilai, mengakhiri perang di wilayah kantong Palestina itu menjadi prioritas tertinggi masyarakat internasional.Ia menekankan, dunia tidak boleh tinggal diam menyaksikan penderitaan rakyat Palestina, mendesak negara-negara yang belum mengambil sikap tegas untuk segera bertindak menghentikan kekerasan."Mengakhiri perang harus menjadi prioritas," seru Presiden Prabowo."Karena itu Indonesia sekali lagi menegaskan komitmen pada solusi dua negara untuk konflik di Palestina. Hanya solusi dua negara yang akan membawa perdamaian," lanjutnya."Kita harus mengakui Negara Palestina sekarang. Kita harus menghentikan bencana kemanusiaan di Gaza," tandas Presiden Prabowo.Untuk diketahui, konferensi ini diselenggarakan sesuai dengan resolusi Majelis Umum A/RES/79/81 tanggal 3 Desember 2024 dan keputusan Majelis Umum 79/573 B tanggal 5 September 2025.Konferensi ini dipimpin oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal Bin Farhan Al Saud. Presiden Prabowo mendapat urutan berbicara kelima setelah Yordania, Turki, Brasil dan Portugal."Konferensi ini akan mengadopsi dokumen hasil yang berorientasi pada aksi berjudul "Penyelesaian Damai Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara", untuk segera memetakan jalur yang tidak dapat diubah menuju penyelesaian damai masalah Palestina dan implementasi solusi dua negara," dikutip dari situs PBB.