Indonesia-Jerman Bahas Ekspor UMKM dan Akselerasi CEPA

Wait 5 sec.

Wamendag Dyah Roro Esti menyampaikan sambutannya pada Peluncuran Pasar Renewable Energy Certificate dan Sinergi Ekosistem Pasar Derivatif di Jakarta, Rabu (9/7/2025). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTOWakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI Dyah Roro Esti menekankan, peningkatan ekspor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) Indonesia ke Jerman dalam pertemuan bilateral dengan State Secretary of the Federal Ministry for Economic Cooperation and Development (Bundesministerium für wirtschaftliche Zusammenarbeit und Entwicklung/BMZ) Niels Annen di Berlin, Jerman.Roro mengatakan, Indonesia berkomitmen mendorong berbagai upaya untuk meningkatkan ekspor ke wilayah Eropa, salah satunya dengan mempercepat penyelesaian perundingan perjanjian ekonomi komprehensif antara Indonesia dan Uni Eropa (Indonesia-EU CEPA)."Kemendag saat ini sedang fokus mendorong UMKM agar bisa ekspor. Untuk itu, Kemendag memiliki program UMKM BISA Ekspor dan diharapkan dapat diintegrasikan dengan program yang dimiliki Pemerintah Jerman, salah satunya melalui forum Komite Ekonomi dan Investasi Bersama Jerman-Indonesia (JEIC)," ujar Roro dalam keterangan di Jakarta, Kamis.Salah satu komoditas yang didorong ekspornya yaitu kopi, mengingat tingginya minat terhadap kopi di kawasan Eropa dan banyak pelaku UMKM di industri tersebut."Diharapkan ekspor kopi Indonesia ke Jerman dapat ditingkatkan," imbuh Roro.Pada pertemuan tersebut, Roro juga menyampaikan arahan Presiden Prabowo Subianto pada kunjungan ke Brussel pada 13 Juli 2025 untuk menyepakati percepatan penandatanganan I-EU CEPA.Hal ini mengingat di tengah situasi geopolitik global yang fluktuatif saat ini, perjanjian dagang dengan negara mitra diharapkan mampu meningkatkan nilai perdagangan kedua belah pihak, serta mengurangi ketergantungan terhadap suatu negara tertentu.Pengunjung memilih produk fesyen saat pameran produk UMKM fesyen pada Indonesia Fashion Week 2025 di Senayan, Jakarta, Kamis (29/5/2025). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTOAdapun dari pihak State Secretary Annen menyampaikan beberapa fokus program pemerintah Jerman, antara lain terkait kebijakan EU deforestation regulation (EUDR) yang cukup berpengaruh pada beberapa komoditas Indonesia.Annen menyampaikan BMZ terbuka untuk berbagai kolaborasi dengan Pemerintah Indonesia untuk memudahkan komoditas terdampak EUDR agar dapat memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan.Pihak Jerman menyatakan akan aktif melakukan sosialisasi teknis implementasi EUDR melalui Import Promotion Desk (IPD).Selain itu, Pemerintah Jerman juga memiliki program German Desk yang akan diluncurkan di Jakarta dalam waktu dekat. Program ini berfungsi menghubungkan pelaku usaha Indonesia dengan Jerman, serta memberikan fasilitasi untuk mempermudah proses business to business.Selanjutnya, BMZ juga menyampaikan terkait perdagangan berkelanjutan. BMZ telah bekerja sama dengan Bappenas pada Forum on Sustainable Palm Oil serta berbagai riset mengenai perdagangan berkelanjutan. Pemerintah Jerman juga terbuka untuk memiliki forum bilateral mengenai agenda deforestasi.Pada 2024, total perdagangan Indonesia dan Jerman tercatat sebesar 6,2 miliar dolar AS, dengan nilai ekspor sebanyak 2,4 miliar dolar AS atau menurun 5,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya.Sementara, impornya tercatat senilai 3,8 miliar dolar AS atau menurun 20,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Jerman menempati peringkat ke-19 tujuan ekspor terbesar Indonesia dan menjadi sumber impor ke-12 bagi Indonesia.Adapun produk ekspor utama Indonesia ke Jerman yaitu mesin percetakan (296,8 juta dolar AS), tembaga (162 juta dolar AS), alas kaki berbahan kulit (101,9 juta dolar AS), kopi (88,2 juta dolar AS), dan alas kaki berbahan tekstil (72,3 juta dolar AS).Sedangkan, produk impor utama Indonesia dari Jerman yaitu produk otomotif (301,5 juta dolar AS), obat-obatan (129,3 juta dolar AS), sirkuit elektronik terpadu (121,8 juta dolar AS), mesin (97,2 juta dolar AS), dan produk kimia (83,9 juta dolar AS). Jerman juga merupakan sumber investasi asing (FDI) terbesar ke-15 bagi Indonesia, dengan 343,3 juta dolar AS yang tersebar di 3.235 proyek.