Gubernur Bank Indonesa Perry Warjiyo menyampaikan paparan saat konferensi pers hasil rapat Dewan Gubernur di Gedung Thamrin Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (19/3/2025). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTOBank Indonesia kembali menurunkan suku bunga menjadi 4,75 persen bulan ini. Di sisi lain, penurunan suku bunga bank justru berjalan lambat. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan alasan penurunan suku bunga deposito dan kredit cenderung lambat. Untuk suku bunga kredit, lambatnya penurunan dipengaruhi oleh keberadaan special rate terhadap deposan besar.Suku bunga deposito 1 bulan hanya turun sebesar 16 basis point (bps) dari 4,81 persen pada awal 2025 menjadi 4,65 persen pada Agustus 2025.“Karena salah satu faktornya yang tadi kami sampaikan adanya special rate pada deposan besar yang jumlahnya tadi adalah 2.380,4 triliun, 25,4 persen dari total DPK. Bisa dihitung nanti 25,4 persen dari total DPK itu ada special rate, sehingga kenapa suku bunga deposito satu bulan itu baru turun 16 basis point selama tahun 2025,” kata Perry dalam konferensi pers, Rabu (17/9).Selain itu, suku bunga kredit bahkan berjalan lebih lambat yakni hanya sebesar 7 basis point dari 9,20 persen pada awal 2025 menjadi sebesar 9,13 persen pada Agustus 2025. Menurut Perry faktor lainnya adalah permintaan kredit yang juga belum tumbuh kuat. “Jadi kredit yang sudah diberikan bank itu pun memang juga belum semuanya digunakan oleh perbankan dan karena itu tercermin pada tentu saja yang tadi saya sampaikan adalah dalam undisclosed loan yang jumlahnya Rp 2.372,1 triliun atau sebesar 22,71 persen dari plafon yang tersedia,” ujarnya.Ke depan, BI memandang suku bunga deposito dan kredit perbankan perlu segera turun, Hal ini agar penyaluran kredit atau pembiayaan sebagai bagian upaya bersama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dapat sejalan dengan program pemerintah.