Jokowi Butuh Restu Megawati Tentukan Menteri dari PDIP dalam Sejarah Hari Ini, 23 September 2014

Wait 5 sec.

Jokowi mencium tangan Megawati Soekarnoputri usai menerima nasi tumpeng saat perayaan Hari Ulang Tahun Ke-41 PDIP di Kantor DPP PDIP Jalan Raya Lenteng Agung 99, Jakarta, Jumat (10/1/2014). (ANTARA FOTO))JAKARTA – Sejarah hari ini, 11 tahun yang lalu, 23 September 2014, Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani mengungkap Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) tak bisa sembarang pilih menteri dari PDIP. Semuanya harus seizin Megawati Soekarnoputri.Sebelumya, Megawati memberikan restu kepada Jokowi ikut Pilpres 2014. Restu itu membuat Jokowi berada di atas angin. Ia mampu mengungguli lawannya, Prabowo Subianto. Kondisi itu membuat Jokowi dan Jusuf Kalla jadi pemimpin Indonesia terpilih.Jejak karier sebagai kepala daerah tak bisa dianggap remeh. Kesuksesan seorang memimpin suatu kota bisa jadi bekal gemilang ikut kontestasi politik tingkat tinggi. Ambil contoh Jokowi. Wali Kota Surakarta era 2005-2012 itu dianggap berhasil dalam memimpin.Jokowi jadi figur yang cepat tanggap urusan menjawab problematika warga Solo, dari urusan PKL hingga tata kota. Alhasil, jejak gemilang itu kemudian dimanfaatkan Jokowi untuk mencalonkan diri sebagai cagub dalam Pilkada DKI Jakarta 2012.Nyatanya sambutan warga Jakarta meninggi. Jokowi yang berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dianggap mampu membawa perubahan bagi Jakarta. Jokowi pun menang dan jadi Gubernur DKI Jakarta sedari 2012.Megawati Soekarnoputri dan Jokowi. (ANTARA)Posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta bawa keuntungan besar. Segala macam gerak-gerik Jokowi tak pernah lepas dari sorotan kamera. Kondisi itu membuat gaya blusukan Jokowi jadi populer. Popularitas yang tinggi itu membuat Jokowi diramal sebagai pemimpin Indonesia masa depan.Jalan Jokowi sebagai capres pun terbuka. PDIP dengan restu Megawati sebagai ketua umum mengangkat Jokowi sebagai capres pada Pilpres 2014. Jokowi pun didampingi oleh politikus kawakan, Jusuf Kalla sebagai cawapres.Keduanya kemudian jadi pasangan yang dinantikan banyak rakyat Indonesia. Alhasil, Jokowi-Jusuf Kalla mampu mengalahkan Prabowo dan Hatta Rajasa. Kondisi itu membuat Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Peran PDIP dan Megawati dianggap besar.“Apalagi hubungan dan kedekatan Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri. Tanpa Megawati, Jokowi barangkali akan kesulitan memahami bahwa dinamika politik Indonesia hari ini merupakan proses yang sangat panjang. Megawati adalah sosok yang melewati prosès dan dinamika tersebut sejak kemunculannya di panggung politik pada awal 1990-an,” ungkap Darmawan Prasodjo dalam buku Jokowi Mewujudkan Mimpi Indonesia (2021).Kemenangan itu membuat Jokowi dan Jusuf Kalla yang akan dilantik pada 20 Oktober 2014 mulai memikirkan siapa saja yang duduk pada posisi menteri. Porsi besar menteri jelas hadir dari PDIP sebagai partai pengusung. Namun, Jokowi tak bisa menentukan sendiri.Puan Maharani mengungkap keputusan memilih menteri dari PDIP bukan berada di Jokowi pada 23 September 2014. Puan menganggap keputusan tertinggi tetap harus menanti restu dari Megawati Soekarnoputri. Barang siapa yang direstui Megawati, maka sosok itu bisa jadi menteri.Ketua DPP PDIP itu menganggap Jokowi sudah memahami hal itu jauh-jauh hari. Kondisi itu karena Jokowi adalah kader PDIP yang mana ia sudah pasti memahami aturan dan etika politik di internal PDIP.Artinya Jokowi harus menjalankan etika politik ala PDIP: tunggu keputusan Megawati. Suatu hal yang kemudian membuat citra Jokowi sebagai petugas partai kian meninggi."Harus seizin Bu Mega, tidak boleh kalau tidak mendapat restu. Pak Jokowi kan dari PDIP, tidak mungkin melewati Bu Mega begitu saja," ujar Puan di Kompleks Gedung Parlemen, Jakarta sebagaimana dikutip laman kompas.com, 23 September 2014.