Ilustrasi Diet gula. Foto: Kmpzzz/ShutterstockSalah satu bahan pelengkap yang bisa ditemukan di hampir semua makanan dan minuman adalah gula. Mulai dari makanan khas Indonesia seperti sambal goreng, sampai ke makanan viral seperti cokelat dubai, semuanya mengandung gula dengan kadar yang berbeda-beda. Karena sulitnya menghindari gula, kerap kali kita mengonsumsi gula lebih dari kadar asupan gula yang dianjurkan.Nah, apa jadinya kalau kita mengonsumsi gula berlebih? Ternyata bisa sampai berdampak buruk pada kesehatan kulit loh.Rata-rata perempuan mengonsumsi gula harian yang tinggiMengutip dari University of California, San Francisco (UCSF), rata-rata perempuan dalam penelitian mengonsumsi sekitar 61,5 gram gula tambahan per hari. Sebagai gambaran, satu batang cokelat susu mengandung sekitar 25 gram gula, sementara satu kaleng soda ukuran 350 ml bisa mengandung sekitar 39 gram.Padahal, menurut American Heart Association (AHA), konsumsi gula tambahan idealnya hanya sekitar 6 sendok teh atau sekitar 100 kalori per hari.Dampak konsumsi gula berlebih pada penuaan diniMenurut artikel penelitian oleh Jan Mikulicz-Radecki University Clinical Hospital, gula berlebih dapat memicu proses glikasi, yaitu ketika gula menempel pada kolagen dan elastin, dua protein penting yang menjaga kulit tetap kenyal dan elastis. Produk akhir dari proses glikasi inilah yang disebut advanced glycation end products (AGEs).Biasanya dermal glikasi meningkat setelah usia 35 tahun, Ladies. Tapi, kalau tubuh terus-menerus menerima gula dan karbohidrat dalam jumlah besar, glikasi berlangsung lebih cepat.Kalau proses ini berlangsung terus, kulit kehilangan elastisitasnya. Hasilnya, muncul tanda-tanda penuaan dini seperti keriput, kulit kendur, dan warna kulit tampak kusam.Dampak konsumsi gula berlebih pada peradangan jerawatSelain penuaan, konsumsi gula berlebih juga memicu masalah kulit lain yang familiar, yaitu jerawat. Gula membuat kadar insulin melonjak, sehingga produksi minyak kulit meningkat. Ketika minyak bercampur dengan sel kulit mati dan kotoran, pori-pori tersumbat dan jerawat mudah muncul.Gula pun dapat memicu peradangan dan stres oksidatif yang mempercepat kerusakan sel. Kombinasi ini membuat kulit lebih lelah dan rentan terhadap iritasi.Dilansir artikel “Skin aging - the role of nutrition and sugar” dalam Journal of Education, Health and Support rasa ingin mengonsumsi makanan manis rupanya juga dipengaruhi faktor psikologis.Ketika kita sedang stres, tubuh mencari kepuasan instan, dan gula bisa memberikan efek itu dengan cepat. Menariknya, semakin sering kita mengonsumsi makanan manis, maka semakin cepat sensitivitas rasa manis menurun, sehingga akhirnya kita jadi butuh lebih banyak gula untuk merasakan kenikmatan yang sama.Tips menjaga kulit tetap sehatLadies, mengurangi konsumsi gula tambahan tidak berarti kita harus benar-benar menghindari semua yang manis.Kamu bisa memulai dengan mengganti minuman manis dengan air mineral atau infused water, memperbanyak makanan kaya antioksidan seperti buah-buahan dan sayuran, serta lebih cermat membaca label makanan karena gula bisa memiliki nama-nama lain seperti sukrosa, glukosa, fruktosa, dekstrosa, atau maltosa.Kamu juga sebaiknya menghindari metode memasak dari menggoreng dan membakar karena dapat meningkatkan kadar AGEs secara signifikan pada makanan. Ahli merekomendasikan metode memasak dengan air seperti merebus atau mengukus karena menghasilkan kadar AGEs yang lebih rendah.Selain itu, gaya hidup sehat seperti tidur dengan cukup, olahraga dengan teratur, dan menjaga hidrasi juga sangat berpengaruh menjaga kulit tetap awet muda.Penulis: Zulfa SalmanBACA JUGA: 5 Cara Merawat Kulit Tubuh agar Sehat dan Bersih