Menbud Fadli Zon (Dok. Kemenbud)JAKARTA — Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam membangun ekosistem budaya di Kawasan Cagar Budaya (KCB) Trowulan. Pesan itu ia sampaikan saat menghadiri Sarasehan Budaya Cak Daya Masuk Desa, program edukasi kebudayaan yang digelar di 24 desa sekitar Trowulan, Mojokerto, Minggu, 21 September.“Beberapa waktu lalu kita meresmikan Pusat Informasi Majapahit menjadi Museum Majapahit. Koleksinya hampir 80 ribu artefak. Tidak bisa hanya disebut pusat informasi, tapi harus menjadi museum yang hidup, dinamis, dan tidak statis,” tegas Fadli. Menurutnya, artefak dan prasasti di Mojokerto dan Jawa Timur harus punya narasi yang hidup agar menjadi sumber pengetahuan dan daya tarik wisata.Program Cak Daya Masuk Desa berlandaskan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Tujuannya memperkuat adat, tradisi, dan budaya dengan melibatkan warga melalui peningkatan pengetahuan serta kompetensi teknis kebudayaan. KCB Trowulan seluas 92,6 km² terbentang di Mojokerto dan Jombang, menjadi kawasan strategis pengembangan industri dan ekonomi budaya.“Ekonomi budaya ke depan akan menjadi tumpuan penting kemajuan ekonomi. Di hulu ada budaya, di hilir berkembang pariwisata, ekonomi kreatif, UMKM, dan koperasi,” ujar Fadli. Ia menilai gotong royong dan kolaborasi warga dengan pamong budaya akan memperkuat identitas Indonesia sekaligus menghidupkan kawasan Majapahit.Bupati Mojokerto Muhammad Al Barra menambahkan, banyak turis kapal pesiar yang bersandar di Surabaya tertarik mengunjungi Trowulan karena reputasi Majapahit. “Dunia luar sudah mengenal kebesaran Majapahit. Kini giliran kita di dalam negeri memberi perhatian khusus agar Trowulan menjadi destinasi wisata sejarah yang luar biasa,” ujarnya.Program yang berlangsung sejak Mei 2025 ini juga mendata potensi budaya, lembaga, serta sarana dan prasarana kebudayaan desa. Kementerian Kebudayaan berharap langkah ini memperkuat pemajuan kebudayaan dan menghadirkan manfaat ekonomi nyata bagi masyarakat Trowulan.