AS Batasi Pergerakan Delegasi Iran yang Hadir di Sidang Umum PBB

Wait 5 sec.

Ilustrasi Iran Foto: Reuters/Raheb Homavandi/File PhotoAmerika Serikat (AS) membatasi ketat pergerakan delegasi Iran yang hadir di Sidang Umum PBB di New York. Pergerakan mereka dibatasi dan dilarang mengakses toko grosir dan barang-barang mewah.Wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Tommy Pigott, mengatakan langkah ini bertujuan untuk memaksimalkan tekanan terhadap lembaga ulama Iran. AS menuduh ulama Iran mengizinkan pejabat menikmati belanja mewah di luar negeri, sementara rakyat Iran menghadapi kemiskinan, infrastruktur buruk, hingga kekurangan air dan listrik.Pigott mengatakan Menlu AS Marco Rubio telah memerintahkan pergerakan delegasi Iran hanya dibatasi antara hotel dan Markas Besar PBB untuk urusan bisnis saja.Hingga saat ini, Kemlu Iran belum berkomentar terkait pembatasan yang dilakukan AS.Markas PBB berlokasi di Midtown Manhattan. Sebelum pembatasan, delegasi Iran diperbolehkan berpergian antara PBB, misi Iran di PBB, kediaman duta besar Iran, dan Bandara John F. Kennedy di New York City."Keamanan warga Amerika menjadi prioritas utama kami," kata Pigott, dikutip dari Reuters, Selasa (23/9).Dia juga menegaskan AS tidak akan membiarkan rezim Iran mengeksploitasi Sidang Umum PBB untuk membawa apa yang dia sebut sebagai agenda teroris atau menikmati hak istimewa yang tidak diberikan kepada rakyatnya sendiri."Pesan dari langkah-langkah ini sangat jelas: AS mendukung rakyat Iran dalam upaya menuntut pertanggungjawaban dan masa depan yang lebih baik," katanya.Perekonomian merupakan tantangan bagi para ulama yang berkuasa di Iran. Mereka khawatir aksi protes serupa pada 2017 kembali meletus, dimotori oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah yang marah karena meningkatnya kemiskinan akibat sanksi, salah urus, dan korupsi negara.Meski tidak mempercayai AS dan Presiden Donald Trump secara khusus, Iran semakin khawatir kemarahan publik meningkat akibat kesulitan ekonomi yang dapat melemahkan pemerintahan.Karena itu, terlepas dari sikap keras kepala para pemimpin ulama, Iran lebih memilih diplomasi untuk menyelesaikan perselisihan yang telah berjalan puluhan tahun dengan Barat mengenai program nuklirnya.AS, para sekutu di Eropa, dan Israel menuduh Iran mengembangkan senjata nuklir. Namun, Iran berkali-kali telah menolak tuduhan itu.Ketegangan antara Iran dan AS meningkat sejak Juni lalu. Saat itu, AS bergabung dengan Israel menyerang lokasi pengembangan nuklir Iran selama perang yang berlangsung selama 12 hari antara Israel dan Iran.Para pemimpin ulama khawatir Trump berniat menggulingkan Republik Islam Iran. Kekhawatiran itu semakin diperparah oleh tekanan maksimum yang dilakukan Trump sejak masa jabatan pertamanya untuk menekan ekspor minyak Iran hingga mendekati nol dan melumpuhkan ekonomi Iran yang sudah rapuh.