Prabowo Targetkan Industri Pengolahan Tumbuh 5,5 Persen pada 2025, Ini Faktor Pendorongnya

Wait 5 sec.

ILUSTRASI ANTARAJAKARTA - Industri pengolahan nonmigas dinilai masih menjadi motor penggerak perekonomian nasional. Untuk itu, pemerintah terus berupaya agar sektor tersebut mampu memberikan kontribusi lebih tinggi lagi untuk perekonomian Indonesia.Presiden Prabowo Subianto pun menargetkan sektor industri pengolahan mampu tumbuh sebesar 5,5 persen pada 2025 ini.Hal itu tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2025 tentang Pemutakhiran Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2025 yang diteken pada 30 Juni 2025."Dengan pertumbuhan tersebut, kontribusi produk domestik bruto industri pengolahan terhadap produk domestik bruto diproyeksikan terus mengalami kenaikan sesuai trajectory jangka menengah dan panjang, yakni mencapai 20,8 persen di tahun 2025," demikian bunyi beleid itu, dikutip Sabtu, 20 September.Dalam beleid itu dijelaskan, ada beberapa faktor pendorong yang bisa mewujudkan target tersebut. Di antaranya, beberapa proyek investasi yang diharapkan sudah masuk tahap operasional di 2025, seperti proyek investasi petrokimia di Banten, pabrik sel baterai kendaraan listrik di Jawa Barat serta proyek hilirisasi tembaga di Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat.Lalu, peningkatan permintaan barang konsumsi di beberapa mitra dagang, terutama di negara berkembang seperti India serta negara-negara Timur Tengah dan Asia Pasifik. Berikutnya, permintaan di dalam negeri diharapkan masih akan terjaga seiring dengan tingkat inflasi yang terkendali;Kemudian, keberlanjutan pembangunan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan mendorong permintaan besi-baja dalam negeri."Serta peningkatan kemandirian industri farmasi dan alat kesehatan yang didorong dengan kebutuhan untuk menunjang peningkatan upaya kesehatan, penanggulangan penyakit dan peningkatan akses pelayanan kesehatan dalam mewujudkan cakupan kesehatan semesta," terang beleid itu.  Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, sektor manufaktur atau industri pengolahan nonmigas tumbuh positif 5,60 persen hingga semester I-2025.Agus mengatakan, capaian itu lebih baik dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang sebesar 5,12 persen.Sektor tersebut juga berkontribusi 16,92 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Kemudian, ekspor produk manufaktur Indonesia berkontribusi atas 80 persen total ekspor nasional."Januari hingga Juli 2025 ekspor dari produk-produk manufaktur nasional itu sebesar 80 persen. Jadi, 80 persen ekspor nasional itu berasal dari produk-produk manufaktur. Dan juga investasi masuk di Indonesia, baik PMA maupun PMDN itu 38,9 persen masuk ke sektor manufaktur atau Rp366,6 triliun," kata Agus dalam acara Green Initiative Conference (GIC) di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis, 18 September.Agus mengatakan hingga Februari 2025, jumlah serapan tenaga kerja di sektor industri pengolahan mencapai 19,6 juta orang atau sekitar 13,45 persen dari total tenaga kerja nasional.