Ilustrasi kekerasan dan pembunuhan seksual. Foto: Fatah Afrial/kumparanRR (23 tahun) seorang gadis asal Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, disekap di Kota Xiamen, China. Kehidupannya menyedihkan; ia dipaksa menjadi objek skes setiap hari hingga ingin mengakhiri hidupnya. RR berangkat ke China pada Mei 2025, dan baru memberi kabar ke Keluarga pada Agustus 2025, bahwa ia telah disekap. Keluarga lalu melaporkan kasus ini ke Serikat Buruh Migran Indonesia pada 1 September 2025, dan pada 9 September 2025, keluarga didampingi kuasa hukumnya, Rangga Suria Danuningrat melaporkan kasus ini ke Polres Sukabumi Kota. Laporan tersebut diterima dengan nomor: STTLP/B/451/IX/2025/SPKT/POLRES SUKABUMI KOTA/POLDA JAWA BARAT.Bagaimana perjalanan RR bisa sampai ke China? Simak rangkuman kumparan berikut. Tergiur Pekerjaan Rp 15-30 Juta dari Facebook, Dijual Rp 200 jutaAwalnya, RR merupakan buruh pabrik sepatu di Sukabumi yang tinggal di kos. Ia pulang ke rumah sebulan sekali.RR rupanya tergiur iming-iming pekerjaan dengan gaji Rp 15-30 juta per bulan, yang didapatkannya dari iklan Facebook.Ia lalu pergi ke Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, untuk memenuhi undangan dari iklan tersebut. Di Cianjur itu, RR bertemu dengan pria berinisial JA dan Y. Ternyata, RR sedang dijual secara online ke warga China dengan harga Rp 200 juta.Sejak itu, RR tidak boleh pulang ke rumahnya sendiri.Advokat Rangga Suria Danuningrat. Foto: Dok. IstimewaRR sempat ditahan di Bogor oleh A, kemudian dibawa ke Jakarta ditahan oleh L alias KG.Pada 18 Mei 2025, RR diterbangkan ke China.Selama 2 bulan, keluarga mengira RR bekerja secara legal di luar negeri, sebagai pembantu rumah tangga.RR masih bisa berkomunikasi dengan orang rumah. Pada akhir Agustus 2025, barulah RR mengabari bahwa sebenarnya ia disekap di China."Chat-nya, 'Neng lagi di China. Tolong, disekap'," kata Rangga, menuturkan isi pesan RR.Rangga juga menuturkan keinginan RR untuk bunuh diri atas nasib yang ia terima. "Pengakuan RR, setiap hari dijadikan objek seksual, dieksploitasi terus-terusan, disiksa, disekap. Dia minta pulang, kalau enggak kuat mah pengin bunuh diri," kata Rangga.KDM Soal Gadis Sukabumi Dijadikan Budak Seks di China: Harus Cepat DitanganiGubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi meminta aparat kepolisian menelusuri kasus gadis asal Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, berinisial RR (23 tahun), yang dijadikan budak seks di Kota Xiamen, China.Dedi menilai persoalan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang terus berulang di Jabar, khususnya di Sukabumi, harus ditangani dengan cepat dan tidak dibiarkan berlarut.Gubernur Jabar Dedi Mulyadi. Foto: Dok. Humas Pemprov Jabar“Setiap proses pidana yang merugikan orang, baik pribadi maupun keluarganya, harus diproses dengan baik. Saya pasti berkoordinasi dengan jajaran Polda dan Mabes Polri untuk menangani itu sampai tuntas,” ujar Dedi ditemui di Kantor Bupati Karawang, Kamis (18/9).Ia juga meminta kepolisian segera memproses laporan terkait komplotan TPPO yang diduga berperan mengirim korban ke China.Jika penanganannya lamban, KDM—sapaan akrab Dedi Mulyadi—berjanji akan turun tangan langsung.“Ya harus cepat ditangani. Kalau ada hambatan, nanti saya telepon hari ini, saya tanyakan hambatannya di mana,” ujar KDM.KDM menambahkan, pemerintah daerah tidak akan tinggal diam dalam setiap kasus yang merugikan warganya."Kemarin ada TKI di Korea yang tidak bisa pulang, sudah kita bantu pulangkan. Hari ini ada masalah lagi, ya kita tangani," jelasnya.Polres Sukabumi Mulai Bergerak Usut Kasus Gadis Dijadikan Budak Seks di ChinaPolres Sukabumi menyatakan telah menerima laporan terkait gadis asal Sukabumi berinisial RR (23 tahun) yang menjadi korban perdagangan orang. Ia disekap di China, dijadikan budak seks."Penyidik telah menerima LP tanggal 9 September. Memeriksa saksi pelapor yakni paman dari korban," kata Kapolres Sukabumi AKBP Rita Suwandi saat dikonfirmasi kumparan, Kamis (18/9).Kemudian, menurut Rita, penyidik tengah menyiapkan izin rencana tindak lanjut (RTL) berupa pemeriksaan saksi yakni saudara korban.Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rita Suwandi menunjukan barang bukti konten live streaming pornografi. Foto: kumparan"Sudah dihubungi lewat telepon, namun belum diangkat," ujar Rita.Rencananya hari ini, Jumat (19/9), penyidik akan melakukan pemeriksaan ke imigrasi terkait paspor dan pemeriksaan ke Dinas Tenaga Kerja."Juga pemeriksaan/koordinasi ke Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) terkait pemulangan korban dari China," kata Rita.Rita mengungkapkan, terdapat hambatan pada pemeriksaan ini karena adanya Pengamanan Aksi Massa (PAM) Demo."Hambatan anggota PPA terkena PAM demo insyaallah hari ini mau melengkapi terkait RTL tersebut. Kalau sudah lengkap akan digelarkan untuk tahapan selanjutnya. Kami sudah 3 hari berturut-turut PAM Demo," kata Rita.