Ilustrasi cara mengobati stroke ringan (Physiopedia)YOGYAKARTA - Stroke ringan atau transient ischemic attack (TIA) sering dianggap sepele karena gejalanya hanya berlangsung sebentar. Padahal, kondisi ini bisa menjadi tanda awal terjadinya stroke berat di kemudian hari. Jika diabaikan, risiko terjadinya omplikasi serius semakin besar.Terapi stroke ringan sangat penting untuk mencegah kondisi menjadi lebih parah. Penanganan medis sejak dini mampu mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan permanen pada otak. Oleh karena itu, pemeriksaan ke dokter tidak boleh ditunda.Selain penanganan medis, pasien stroke ringan juga bisa mendukung proses pemulihan dengan perubahan gaya hidup sehat. Kombinasi antara terapi medis dan alternatif akan membantu pasien pulih lebih cepat serta terhindar dari kekambuhan.Cara Mengobati Stroke RinganSebelum memberikan terapi, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Pemeriksaan meliputi tanda vital, kekuatan otot, kemampuan bicara, gerakan mata, refleks, hingga fungsi sensorik tubuh.Jika dibutuhkan, dokter akan menambahkan tes penunjang, seperti CT scan kepala, MRI, USG karotis, hingga kateterisasi pembuluh darah otak. Tujuannya adalah memastikan penyebab stroke ringan sehingga terapi bisa diberikan dengan tepat. Berikut beberapa terapi untuk stroke ringan.Perubahan Gaya Hidup SehatLangkah pertama dalam mengobati stroke ringan adalah memperbaiki gaya hidup. Dengan pola hidup sehat, risiko kekambuhan stroke bisa ditekan.Beberapa perubahan yang disarankan antara lain konsumsi makanan rendah lemak dan rendah garam, rutin berolahraga minimal 30 menit sehari, berhenti merokok, membatasi alkohol, cukup tidur, serta mengelola stres dengan baik. Semua ini berperan besar dalam menjaga kesehatan pembuluh darah.Terapi dengan Obat-obatanObat tekanan darah sering diresepkan bila pasien mengalami hipertensi. Penggunaan antihipertensi seperti diuretik, ACE inhibitor, atau beta-blocker dapat mengurangi risiko stroke yang lebih berat.Selain itu, dokter juga dapat memberikan obat antikoagulan untuk mencegah pembekuan darah. Obat seperti warfarin atau rivaroxaban menjaga aliran darah tetap lancar ke otak. Pada penggunaan tertentu, dosis obat ini perlu diawasi dengan ketat melalui tes darah rutin.Prosedur Neurointervensi dan OperasiBila penyumbatan darah cukup serius, prosedur neurointervensi dapat dilakukan. Dokter akan memasukkan selang kateter ke pembuluh darah otak untuk menghancurkan sumbatan dan menjaga aliran darah tetap lancar.Selain itu, operasi endarterektomi karotis juga bisa direkomendasikan. Prosedur ini membersihkan sumbatan lemak pada arteri karotis di leher sehingga risiko stroke berulang berkurang signifikan.Pengobatan Alternatif untuk PemulihanSelain terapi medis, beberapa pengobatan alternatif juga dapat membantu pemulihan stroke ringan. Yoga, misalnya, bermanfaat meningkatkan keseimbangan, mengurangi stres, dan membuat pasien lebih mandiri dalam beraktivitas.Akupunktur juga sering dipakai untuk membantu mengurangi nyeri, meningkatkan fungsi fisik, serta memperbaiki kualitas hidup pasien stroke. Terapi ini bahkan sudah digunakan dalam rehabilitasi stroke di Cina sejak ribuan tahun lalu.Selain itu, pasien stroke juga bisa mencoba tai chi. Gerakan perlahan dengan pernapasan teratur dapat melatih otot sekaligus meningkatkan fokus dan keseimbangan tubuh.Menurut penelitian, tai chi juga dapat mengurangi risiko jatuh pada pasien stroke maupun penderita gangguan saraf lainnya. Aktivitas ini tidak hanya menenangkan pikiran, tetapi juga membantu mempercepat pemulihan fisik.Penting untuk diperhatikan, pasien harus mendapatkan terapi dalam 30-60 menit sejak gejala muncul. Semakin cepat penanganan dilakukan, semakin besar peluang pemulihan.Meskipun gejalanya hilang dalam hitungan jam, pasien sebaiknya tidak langsung beraktivitas berat, termasuk mengemudi. Dokter harus memastikan kondisi benar-benar pulih sebelum pasien kembali beraktivitas normal.