Strategi Industri Komponen Bertahan Saat Pasar Otomotif Domestik Lesu

Wait 5 sec.

Ekspor mobil Toyota Indonesia. Foto: dok. Toyota IndonesiaPermintaan kendaraan baru domestik yang lesu akhir-akhir ini, turut berdampak pada kinerja industri komponen otomotif. Berbagai upaya dilakukan agar aktivitas pemasok dapat tetap terus berjalan, salah satunya mendorong pasar ekspor.Ketua Umum Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), Hamdhani Dzulkarnaen Salim mengatakan aktivitas ekspor komponen buatan Indonesia sejatinya mencatatkan performa yang cukup apik."Cukup tinggi. Tadi sudah disampaikan juga bahwa progresnya berjalan cukup baik, tetapi kami tentunya berharap bisa meningkatkan ekspor Indonesia sehingga anggota kami dapat menjadi pemain global," katanya ditemui di Jakarta pekan ini.Setidaknya ada 250 perusahaan yang terdaftar sebagai anggota GIAMM, mulai dari industri berskala kecil hingga semi padat karya. Mencakup golongan Tier 1, Tier 2, dan Tier 3, dengan total penyerapan tenaga kerja di sektor komponen nasional mencapai lebih dari 500 ribu orang.Produksi kendaraan listrik niaga atau Battery Electric Vehicle (BEV) new Wuling Mitra EV 2025 di pabrik PT SGMW Motor Indonesia, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Foto: dok. Wuling MotorsSecara keseluruhan, industri otomotif mampu menyerap tenaga kerja sekitar 1,5 juta orang di sektor roda empat dan 1,6 juta orang lainnya di sektor roda dua, termasuk di dalamnya melibatkan supplier, pabrik, hingga diler.Siasat pelaku industri komponen dalam negeri membidik lebih banyak negara tujuan ekspor produknya tidak hanya sebagai bentuk perluasan segmen yang dituju, melainkan juga agar permintaan tidak selalu bergantung pada pasar domestik."Sehingga itu dapat menjadi mitigasi terhadap fluktuasi yang terjadi pada pasar domestik. Kalau kami bisa menjadi pemain global, tentunya akan sangat baik saat menghadapi fluktuasi permintaan dalam negeri," papar Hamdhani.Data Kementerian Perindustrian, untuk sepanjang tahun 2024 saja industri komponen otomotif telah melakukan pengiriman produk 153 juta potong. Figur itu dinilai masih dapat dimaksimalkan dan juga ditingkatkan.Komponen mesin untuk konversi motor listrik dari BRT. Foto: Fitra Andrianto/kumparan"Kita semua tahu bahwa saat ini sedang adanya disrupsi peralihan ke kendaraan listrik atau EV, itu menjadi tantangan dan peluang kami. Kami berharap adanya komunikasi dengan anggota kami agar memiliki jaringan koneksi lewat acara (Automechanika Jakarta 2026) ini," tambah Hamdhani.Selain itu, Hamdhani turut menekankan dukungan lebih dari pemerintah agar industri komponen otomotif dapat terjaga hingga terus tumbuh. Salah satunya adalah insentif khusus agar pasar bisa kembali menggeliat."Tentunya banyak sebenarnya ide atau upaya yang sedang atau akan kami sampaikan ke pihak pemerintah. Juga kami bersama-sama dengan Gaikindo misalnya, kalau mereka bergerak ke arah positif maka kami pun juga begitu," pungkasnya.Data Gaikindo (Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia), penjualan kendaraan roda empat atau lebih Januari-Agustus 2025 totalnya 500.951 unit. Hasil itu sebenarnya turun 10,6 persen dibanding jangka bulan serupa 2024 yang totalnya 560.552 unit.