Seorang siswa belajar menggunakan Program Hasil Terbaik Cepat yang disaksikan Presiden Prabowo Subianto saat memperingati Hari Pendidikan Nasional 2025 di SDN Cimahpar 5, Bogor Utara, Jawa Barat, Jumat (2/5/2025). Foto: Youtube/Sekretariat PresidenKepala Staf Kepresidenan (KSP) Muhammad Qodari mengatakan Presiden Prabowo Subianto memiliki program dalam hal digitalisasi pendidikan melalui smart board atau smart tv dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Ia menyebut, Prabowo akan membagikan 330 ribu smart tv ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.“Program yang terbaru adalah program Pak Prabowo untuk menyediakan smart TV, layar smart itu di 330 ribu sekolah masing-masing di Indonesia,” kata Qodari di Jakarta, Sabtu (20/9).Qodari menyebut jumlah total sekolah di seluruh Indonesia sekitar 450 ribu. Pembagian smart tv itu disebutnya sudah mencakup sekira 70% dari seluruh sekolah seluruh RI itu.Menurut dia, hal itu adalah bentuk keberpihakan Prabowo dalam bidang pendidikan.“Di tahun pertama beliau jadi Presiden, beliau ingin agar 73 persen sekolah di seluruh Indonesia punya akses digital,” tuturnya.Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Muhammad Qodari, saat ditemui usai acara DGVeRS 2025, Sabtu (20/9/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparanIa menjelaskan, smart tv itu berfungsi untuk memberikan materi ajar dengan kualitas yang merata ke seluruh penjuru Indonesia.“Supaya sekolah-sekolah yang letaknya jauh dari Jakarta, jauh dari pusat, itu bisa tetap mendapatkan materi-materi pengajaran yang berkualitas oleh guru yang berkualitas,” tuturnya.Program tersebut sebelumnya pernah disinggung Prabowo pada Mei lalu saat peringati hari pendidikan nasional."Saya ingin ada digitalisasi sekolah-sekolah, kita akan taruh layar-layar televisi di setiap sekolah kita," kata Prabowo dalam sambutan di acara peluncuran Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) di SDN Cimahpar 5, Bogor Utara, Jawa Barat, Jumat (2/5).Prabowo menjelaskan, smart classroom dilaksanakan dengan adanya guru yang mengajar secara daring dan disiarkan di televisi di sekolah-sekolah. Menurutnya, model pembelajaran ini dapat membantu sekolah yang masih kesulitan mendapatkan guru dengan keahlian tertentu."Di situ kita bisa memberi pelajaran-pelajaran yang terbaik, dan ini bisa bermanfaat di sekolah-sekolah apalagi di daerah terpencil, daerah tertinggal, terluar, ataupun di daerah kota yang mengalami kesulitan mendapat bahan atau mendapat guru yang ahli di bidang-bidang tertentu," ucap dia.Reporter: Fariza Rizky Ananda