Sistem Laser Antirudal Israel Iron Beam Siap Digunakan Militer Tahun Ini

Wait 5 sec.

Sistem pertahanan Iron Beam Israel. (Sumber: Kementerian Pertahanan Israel)JAKARTA - Sistem pertahanan berbasis laser berbiaya rendah dan berdaya tinggi yang bertujuan untuk menghancurkan rudal yang masuk telah berhasil menyelesaikan pengujian dan akan siap digunakan secara operasional oleh militer akhir tahun ini, ungkap Kementerian Pertahanan Israel pada Hari Rabu.Iron Beam adalah sistem pertahanan udara laser berdaya tinggi berbasis darat yang dirancang untuk melawan ancaman udara, termasuk roket, mortir, dan UAV.Dikembangkan oleh Rafael Advance Defense Systems dan Elbit Systems, "Iron Beam" akan melengkapi Iron Dome Israel, sistem antirudal David's Sling and Arrow, yang telah digunakan untuk mencegat roket atau drone yang diluncurkan ke negara itu."Setelah kinerja Iron Beam terbukti, kami mengantisipasi lompatan signifikan dalam kemampuan pertahanan udara melalui pengerahan sistem senjata laser jarak jauh ini," ujar kementerian, dikutip dari Reuters 19 September.Setelah bertahun-tahun dalam pengembangan, kementerian menyatakan telah menguji Iron Beam selama beberapa minggu di Israel selatan dan membuktikan efektivitasnya dalam "konfigurasi operasional lengkap dengan mencegat roket, mortir, pesawat, dan UAV di berbagai skenario operasional yang komprehensif".Roket pencegat saat ini berharga setidaknya 50.000 dolar AS per unit, sementara biaya laser relatif kecil, terutama difokuskan pada rudal dan drone berukuran kecil."Ini adalah pertama kalinya di dunia sistem intersepsi laser berdaya tinggi mencapai kematangan operasional penuh," kata Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel Amir Baram.Sedangkan Chairman Rafael, Yuval Steinitz mengatakan Iron Beam, yang dibangun dengan teknologi optik adaptif perusahaan, "tidak diragukan lagi akan menjadi sistem yang mengubah permainan dengan dampak yang belum pernah terjadi sebelumnya pada peperangan modern".Sementara itu, Elbit sedang mengembangkan laser berdaya tinggi untuk aplikasi militer lainnya, "yang terutama adalah laser udara yang berpotensi membawa perubahan strategis dalam kemampuan pertahanan udara," ujar CEO Bezhalel Machlis.