Maruarar Soroti Efek Berganda KUR Perumahan: Tukang Bangunan hingga Warung

Wait 5 sec.

Menteri PKP, Maruarar Sirait (tengah) dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi beserta para pemimpin lainnya hadiri Pencanangan Bedah 500 rumah pada perayaan HUT 50 tahun Summarecon di SDN Harapan Mulya I Bekasi, Jawa Barat, Kamis (21/8/2025). Foto: Instagram/@KementerianpkpMenteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait alias Ara mengatakan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor perumahan dapat menciptakan efek berganda (multiplier effect) kepada tukang bangunan hingga warung kelontong.Ara mengatakan, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) banyak terlibat pada pembangunan perumahan, mulai dari kontraktor, developer, tukang bangunan, hingga warung di sekitar bangunan yang tengah berproses.“Karena kebaikan dari Presiden Prabowo, pertama kali ada KUR perumahan, yang bunganya disubsidi untuk UMKM. Ini luar biasa, karena belum pernah ada dalam sejarah Indonesia,” katanya di Universitas Parahyangan (Unpar), Sabtu (20/9).Targetnya, 350.000 rumah subsidi dapat terbangun untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) pada tahun ini, meningkat dari target sebelumnya di kisaran 230.000 rumah.Ara mengungkapkan, biasanya pembangunan setiap rumah bisa melibatkan 5 pekerja, sehingga total penyerapan pekerja dari target 350.000 rumah bisa mencapai 1.650.000 orang. Angka tersebut belum termasuk ekosistem terkait lainnya.“Belum lagi tidak ada perumahan subsidi atau perumahan yang tidak ada ibu-ibu yang jualan warung. Warung pasti beli beras, beli ayam, beli telur, beli tempe, tahu dari apakah dari petani, apakah dari peternak,” tuturnya.“Kemudian barang-barang itu diambil dari toko bangunan, toko bangunan pasti ngirimnya, toko material ada supir, ada kenek. Dan di toko bangunan pasti ada produk-produk industri, ada semen, ada batu, ada keramik, ada kaca, dan sebagainya,” lanjut Ara.Menurutnya, Presiden Prabowo Subianto telah menggelontorkan banyak program yang mendukung pengembangan perumahan rakyat. Selain KUR perumahan, ada juga pembebasan biaya BPHTB, PBG, dan PPN untuk masyarakat tidak mampu.Kemudian ada juga program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). Ara menyebutkan, saat ini alokasinya sekitar 45.000 rumah, akan dinaikkan hingga 9 kali lipat pada tahun depan.“Bapak Presiden dan DPR, Komisi V khususnya, sudah menetapkan kenaikan kurang lebih 8-9 kali lipat, dari tahun ini sekitar 45.000, tahun depan rumah rakyat yang direnovasi dari tidak layak huni ada 400.000 rumah,” ungkap Ara.Sebelumnya, pemerintah siap meluncurkan program KUR khusus perumahan pada pertengahan Oktober. Program ini untuk pertama kalinya hadir dalam skema KUR nasional dengan alokasi anggaran mencapai Rp 130 triliun. Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan hadir dalam peresmian yang rencananya digelar di Surabaya, Jawa Timur.Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, peluncuran program ini merupakan bagian dari penguatan ekosistem KUR.“Kita merencanakan terkait dengan agenda KUR yang realisasi sama terkait dengan sosialisasi KUR perumahan. Nah itu direncanakan pertengahan bulan depan lah, minggu kedua Oktober. Tadi Bapak Presiden menyatakan akan hadir,” ujar Airlangga di kantornya, dikutip Rabu (17/9).Airlangga menambahkan, pemerintah juga tengah mendorong tiga fokus utama dalam program KUR, yakni KUR reguler untuk UMKM, KUR perumahan, serta KUR untuk pekerja migran.Menteri UMKM Maman Abdurrahman menuturkan, total alokasi KUR tahun ini terbagi ke empat klaster yakni UMKM, perumahan, pekerja migran, dan padat karya. Dari jumlah tersebut, KUR untuk perumahan mendapat porsi signifikan.“Sekarang KUR itu kan ada empat, dibagi empat klaster UMKM. KUR yang dialokasikan untuk usaha mikro, kecil dan menengah itu kurang lebih Rp 280 triliun. Lalu yang kedua, rencana KUR untuk perumahan yang sebesar kurang lebih Rp 130 triliun,” kata Maman.