Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot/FOTO via Instagram @jeannoelbarrotJAKARTA - Prancis menyambut baik berita seorang tersangka dalam serangan terhadap restoran Yahudi di Paris 43 tahun lalu, yang menewaskan enam orang dan melukai 20 lainnya, telah ditahan oleh otoritas Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel.Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot mengunggah di akun X penangkapan tersebut dimungkinkan oleh keputusan Presiden Emmanuel Macron untuk mengakui negara Palestina merdeka pada Senin, yang memungkinkan permintaan ekstradisi.Macron menyambut baik kerja sama dengan Otoritas Palestina. "Kami bekerja sama untuk mewujudkan ekstradisi yang cepat,” katanya dilansir Reuters, Jumat, 19 September.Saat itu, serangan granat dan senjata api di restoran Jo Goldenberg di jantung distrik Yahudi di kawasan Marais pada Agustus 1982 merupakan serangan antisemit paling mematikan di Prancis sejak Perang Dunia Kedua.Serangan ini merupakan bagian dari gelombang kekerasan di luar negeri oleh militan Palestina yang dimulai pada tahun 1970-an. Belum ada seorang pun yang diadili terkait kasus ini. Bersama Prancis, sekitar 10 negara, termasuk Australia, Belgia, Inggris, dan Kanada, diperkirakan akan secara resmi mengakui negara Palestina pada Senin, sebelum pertemuan tahunan para pemimpin di Majelis Umum PBB.Barrot mengatakan "tidak ada yang dapat mengubah tekad Prancis untuk mengambil tindakan melawan terorisme dan antisemitisme".Sementara itu, Kejaksaan Antiterorisme Nasional (PNAT) mengatakan Interpol telah memberi tahu mereka tentang penangkapan Mahmoud Khader Abed Adra, alias Hicham Harb, oleh otoritas Palestina.Pada Juli, hakim Prancis memerintahkan persidangan enam orang, termasuk Harb, di pengadilan khusus terorisme atas serangan tersebut.