Indonesia Kecam Keputusan AS Veto Resolusi Gencatan Senjata di Gaza

Wait 5 sec.

“Soal keputusan tersebut, menurut saya adalah keputusan yang sangat buruk,” kata Anis singkat menanggapi kembali gagalnya DK PBB mengesahkan resolusi untuk mengakhiri agresi Zionis Israel di Gaza akibat veto AS. Ditemui menjelang pembukaan festival film "Arts Lumiere Indonesia Festival: Muslim World Movie Screening 2025" oleh Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI di Jakarta, Jumat (19/9) malam, Wamenlu menegaskan bahwa Indonesia akan terus menyuarakan kemerdekaan Palestina di tingkat PBB meski terjadi kebuntuan di Dewan Keamanan. Isu tersebut juga akan menjadi salah satu topik utama yang akan disampaikan Presiden RI Prabowo Subianto di hadapan Debat Umum Sidang Majelis Umum PBB di New York, pekan depan, kata dia. “Tentu kita akan lebih fokus seluruhnya kepada mendukung kemerdekaan Palestina,” ucap Anis merespons pertanyaan terkait isu seputar dunia Islam yang akan disuarakan Presiden RI di Majelis Umum PBB. Amerika Serikat lagi-lagi memveto rancangan resolusi DK PBB yang menyerukan gencatan senjata dan pembebasan seluruh sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza. Dalam pemungutan suara yang berlangsung Kamis (18/9) waktu setempat, 14 anggota DK PBB lainnya menyetujui rancangan resolusi itu. Rancangan tersebut, yang disusun oleh 10 anggota tidak tetap DK PBB menuntut diberlakukannya "gencatan senjata segera, tanpa syarat, dan permanen di Gaza" serta menegaskan lagi seruan supaya semua sandera yang masih ditahan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, segera dibebaskan. Rancangan itu juga mendesak Israel mencabut semua pembatasan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza dan memastikan kelancaran distribusinya kepada warga sipil di wilayah kantong Palestina itu. Veto AS terhadap rancangan resolusi untuk mengakhiri agresi Israel di Jalur Gaza kali ini merupakan yang kesekian kalinya. Pada Juni, AS memveto rancangan resolusi serupa.[IT/r]