Ilustrasi mahasiswa. Foto: ShutterstockInteraksi sosial dalam era modern adalah hubungan timbal balik antara individu dengan individu, kelompok dengan individu, maupun kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial selalu terjadi apabila ada kontak sosial dan komunikasi antar manusia, di mana interaksi sosial mengutamakan berkomunikasi. Tetapi, penggunaan bahasa yang salah, makin sering terdengar dalam pergaulan para remaja, terutama saat mereka berinteraksi di lingkungan sosial.Dalam era modern—di mana Generasi Z (Gen Z) dan Generasi Alpha bertumbuh dan berkembang—interaksi sosial menjadi salah satu faktor yang penting dalam kehidupan mereka. Remaja dapat belajar dan bertumbuh secara mental, karakter, serta moral melalui interaksi sosial. Namun, meskipun remaja saling berinteraksi, banyak dari mereka menggunakan bahasa yang salah. Para remaja pada era modern mulai sering menggunakan bahasa gaul. Bahasa gaul adalah salah satu cabang dari bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk pergaulan. Menurut Mulyana (2008), bahasa gaul adalah sejumlah kata atau istilah yang mempunyai arti yang khusus, unik, menyimpang atau bahkan bertentangan dengan arti yang lazim ketika digunakan oleh orang-orang dari subkultur tertentu. Ilustrasi Bahasa-bahasa di Dunia Foto: Getty ImagesBahasa ini pertama digunakan pada akhir tahun 1980-an, di mana pada saat itu, bahasa gaul dikenal sebagai bahasanya para bajingan atau anak jalanan. Bahasa gaul awalnya dipakai antarkalangan remaja untuk mengekspresikan perasaan diri sendiri secara singkat. Penggunaan bahasa gaul juga dikenalkan dan tersebar secara massal melalui social media. Selain itu, bahasa gaul bisa berdampak negatif dalam interaksi sosial remaja karena dapat memperburuk penggunaan kosakata para remaja, mengurangi kemampuan berbahasa yang baik dan benar, dan mengganggu keteraturan tata bahasa. Jika remaja terbiasa menggunakan bahasa gaul, hal itu dapat mengikis kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa formal. Karena ketika mereka sudah terbiasa menggunakan bahasa gaul, mereka akan merasa kesulitan ketika harus menulis atau berbicara dalam bahasa yang baik dan benar.Menurut Kemendikdasmen (2024), “Interferensi bahasa terjadi ketika elemen-elemen bahasa gaul masuk ke dalam bahasa baku, sehingga menurunkan kualitas bahasa formal. Sebagai contoh, penggunaan kata "nggak" sebagai pengganti "tidak" atau "ga" untuk "tidak," yang sering terdengar dalam percakapan sehari-hari maupun di media sosial. Jika tidak disadari, interferensi ini dapat terbawa dalam situasi formal yang seharusnya dihindari.” Masalah tersebut bisa berakibat fatal jika para remaja berada pada situasi formal, seperti melakukan presentasi, mengikuti acara formal, menulis esai akademik, dan melakukan interview untuk beasiswa. Ilustrasi anak remaja. Foto: Tom Wang/ShutterstockKarena itu, penting untuk para remaja dalam menggunakan bahasa yang baik dan benar ketika berinteraksi dengan orang lain. Menurut Hendrawan (2023), “Penggunaan bahasa yang baik dan sopan adalah keterampilan yang sangat berharga dalam kehidupan sehari-hari. Ini bukan hanya tentang berbicara sopan kepada orang lain, tetapi juga tentang menghormati dan membangun hubungan yang sehat. Semua pihak, termasuk orang tua, guru, dan masyarakat, harus berkolaborasi untuk memastikan bahwa remaja kita memiliki keterampilan ini.” Bahasa yang benar dan sopan juga mencerminkan budaya, nilai-nilai, dan etika suatu masyarakat. Sebaiknya, kita menggunakan bahasa yang baik dan benar karena secara umum hal tersebut mempunyai banyak dampak positif. Kita bisa belajar dengan cara menggunakan bahasa yang sopan dan santun dalam setiap percakapan. Selain itu, kita juga harus menghindari penggunaan kata-kata kasar atau berlebihan karena bisa merusak suasana dan menyebabkan ketidaknyamanan sewaktu berinteraksi dengan sebuah kelompok/komunitas. Bahasa gaul sebenarnya bisa digunakan karena keunikan bahasanya, tetapi para remaja harus bijak menggunakan bahasa dengan membaca situasi dan kondisi.Membangun hubungan interaksi sosial yang sehat itu berdampak untuk kehidupan remaja. Menurut ColumbiaAsia (2025), “Masa remaja adalah periode penting dalam perkembangan manusia yang penuh dengan perubahan fisik, emosional, dan sosial. Pada tahap ini, tubuh mengalami pertumbuhan pesat, hormon berubah secara signifikan, dan kemampuan kognitif serta emosional berkembang dengan cepat.”Pada tahap tersebut, hubungan sosial memengaruhi mental dan emosional remaja. Di lain sisi, hubungan sosial dapat membantu untuk mengembangkan keterampilan sosial remaja yang penting untuk kehidupan dewasa mereka nanti. Jika para remaja membangun interaksi sosial yang sehat, mereka dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Ilustrasi remaja bernyanyi di taman. Foto: Tom Wang/ShutterstockMaka dari itu, interaksi sosial merupakan bagian penting dalam kehidupan remaja karena dapat membantu perkembangan karakter, moral, dan kemampuan emosional serta mental. Penggunaan bahasa yang tidak tepat dapat berdampak negatif, seperti menurunkan kemampuan berbahasa formal, memperburuk penguasaan kosakata, dan menyebabkan interferensi bahasa dalam situasi resmi, seperti presentasi, wawancara, atau penulisan akademik.Oleh karena itu, penting bagi remaja untuk mulai membiasakan diri menggunakan bahasa yang sopan dan sesuai konteks agar mampu membangun komunikasi yang sehat, menjaga etika dalam berbicara, dan mencerminkan nilai budaya yang positif. Dalam situasi informal, bahasa gaul tetap boleh digunakan, tetapi harus disertai dengan kebijaksanaan dan kesadaran tentang kapan dan di mana bahasa tersebut pantas untuk digunakan.Dengan demikian, remaja dapat tumbuh menjadi individu yang pandai berbahasa, mampu menempatkan diri dalam berbagai lingkungan sosial, dan siap menghadapi tantangan masa depan dengan sikap yang bijak dan beretika.