Ilustrasi makan satu butir telur. Foto: ShutterstockTelur akhirnya terbukti benar setelah puluhan tahun disalahkan terkait kolesterol. Penelitian baru dari University of South Australia mengungkapkan bahwa telur tidak membuat kolesterol naik, justru sejumlah makanan tinggi lemaklah penyebabnya.Studi yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition (2025) tersebut lebih lanjut menjelaskan kandungan lemak jenuh dalam makanan seperti bacon dan sosis menjadi masalah kesehatan sebenarnya. Pilihan makanan seperti ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat atau LDL.Dalam studi pertama di dunia, para peneliti meneliti efek independen dari kolesterol makanan dan lemak jenuh pada kolesterol LDL (jenis 'jahat'), dan menemukan bahwa mengonsumsi dua butir telur sehari - sebagai bagian dari diet tinggi kolesterol tetapi rendah lemak jenuh- sebenarnya dapat mengurangi kadar LDL dan menurunkan risiko penyakit jantung.Peneliti utama, Profesor Jon Buckley dari UniSA, mengatakan, "Telur telah lama diretas secara tidak adil oleh saran diet yang sudah ketinggalan zaman," kata Prof Buckley, dikutip dari Science Daily."Dalam penelitian ini, kami memisahkan efek kolesterol dan lemak jenuh, dan menemukan bahwa kolesterol dari telur, bila dimakan sebagai bagian dari diet rendah lemak jenuh, tidak meningkatkan kadar kolesterol jahat."Lebih lanjut, Profesor Jon Buckley menerangkan bahwa memang telur mengandung kolesterol tapi makanan bulat ini rendah lemak jenuh. Kadar kolesterol dalam satu butir telur pun masih dinilai wajar."Bisa dibilang kami telah menyampaikan bukti kuat untuk membela telur secara sederhana," pungkasnya.Jadi, makanan tinggi lemak jenuhlah penyebab utama LDL meningkat. Kolesterol tinggi sendiri dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular. Penyakit ini menjadi penyebab kematian dari hampir 18 juta orang setiap tahunnya. Tapi sejatinya penyakit ini bisa dicegah dengan kita tetap memperhatikan pola makan sehat yang rendah lemak jenuh.