Dok Humas Pemprov DKI JakartaJAKARTA - Jakarta International Investment, Trade, Tourism, and Expo (JITEX) 2025 selesai digelar selama 5 hari di Jakarta International Convention Center (JICC), Jakarta Pusat. Selama penyelenggaraan pada tanggal 17 hingga 21 September 2025, JITEX 2025 mencatatkan potensi transaksi sebesar Rp14,35 triliun. Dari pencapaian ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno berharap penyelenggaraan JITEX 2025 yang menghadirkan ragam potensi lintas sektor bisa mendulang nilai investasi lebih tinggi pada tahun depan. "Jika di tahun ini kita bisa mencapai Rp14,35 triliun dalam lima hari, makadi tahun 2026 harus kita lanjutkan dan tingkatkan lagi, sampai jumpa di JITEX 2026" kata Rano dalam keterangannya, Senin, 22 September. Tahun ini, JITEX menghadirkan 461 peserta pameran, buyer, dan investor dari 13 negara—antara lain Tiongkok, Pakistan, Filipina, Malaysia, Republik Demokratik Kongo, Kosta Rika, Korea Selatan, Hong Kong, Selandia Baru, Brunei Darussalam, Laos, Timor Leste, dan Kamerun. Pameran itu juga berhasil menarik lebih dari 23.000 pengunjung. Menurut Rano, capaian ini mencerminkan kepercayaan pelaku usaha, meningkatnya daya beli masyarakat, serta menjadi fondasi penting dalam memperkuat peran Jakarta sebagai pusat aktivitas ekonomi nasional yang berorientasi global. “JITEX bukan sekadar pameran perdagangan dan investasi. Lebih dari itu, JITEX menjadi wadah yang mempertemukan pelaku usaha, pemerintah, dan investor lintas negara dalam ekosistem bisnis Jakarta yang inklusif dan berkelanjutan,” urai Rano. Sementara itu, Ketua Umum HIPPINDO, Budihardjo Iduansjah menambahkan, JITEX 2025 membawa misi memperkuat sektor ritel dan mendorong pertumbuhan konsumsi domestik. "Dengan pencapaian Rp14,35 triliun potensi transaksi menegaskan adanya potensi besar pelaku usaha lokal, UMKM, hingga brand nasional untuk menembus pasar global. Dengan semangat Belanja di Indonesia Aja (BINA), kita ingin memastikan konsumsi domestik terus tumbuh, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi ritel di kawasan Asia." jelas Budihardjo.