Ilustrasi penolakan radikalisme. (Antara-Maulana Surya)JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mencatat terdapat 6.402 temuan konten bermuatan radikalisme dan terorisme sepanjang 1 Januari 2025 hingga 26 Agustus 2025. Dalam kunjungan media ke Antara Heritage Center di Jakarta, Senin, Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi Eddy Hartono menyebutkan berbagai konten tersebut tersebar di berbagai media pada dunia maya. "Walaupun itu kontennya konten lama, tetapi tetap terus diulang postingannya," kata Komjen Pol. Eddy. Dari berbagai temuan konten tersebut, dirinya menyebutkan Satuan Tugas (Satgas) Pelaksanaan Kontra Radikalisasi nantinya akan berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk mempertimbangkan penutupan akun maupun penurunan konten. Dengan demikian, dikatakan bahwa penyebaran paham radikal terorisme di ruang siber bisa dimitigasi agar tidak menyebar dan memengaruhi generasi muda maupun masyarakat luas. Eddy pun memerinci berbagai temuan konten itu berbentuk propaganda sebanyak 4.863 temuan, pendanaan 424 temuan, penyedia logistik 30 temuan, pelaksanaan serangan 817 temuan, perekrutan 108 temuan, pelatihan 73 temuan, perencanaan 24 temuan, persembunyian 33 temuan, dan paramiliter 30 temuan. Berdasarkan platformnya, berbagai konten tersebut ditemukan di TikTok pada 23 akun, WhatsApp 394 akun/grup, Telegram 93 akun/grup, Instagram 222 akun, media daring 433 link, Twitter (X) 159 akun, YouTube empat akun, serta Facebook 5.074 akun. "Semua ini kami pantau terus 24 jam," ungkapnya. Maka dari itu, kata dia, BNPT terus menggencarkan berbagai program kontra-radikalisasi di ruang siber, yakni upaya terencana, terpadu, sistematis, dan berkesinambungan yang ditujukan untuk menghentikan penyebaran paham radikal terorisme. Disebutkan bahwa upaya tersebut dilakukan dengan membangun kekuatan individu atau kelompok agar lebih tahan terhadap pengaruh paham radikal serta melawan penyebaran ideologi atau keyakinan ekstrem melalui berbagai pendekatan seperti hukum, psikologi, agama, ekonomi, pendidikan, kemanusiaan, dan sosial-budaya. Adapun berbagai langkah kontra-radikalisasi yang digencarkan BNPT dilakukan melalui kontra-ideologi, kontranarasi, dan kontrapropaganda.