BGN Sesalkan Ada Kasus Keracunan Makanan: Kami Perketat Mekanismenya

Wait 5 sec.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana di Kantor BGN, Jakarta, Senin (22/9/2025). Foto: Widya Islamiati/kumparanBadan Gizi Nasional (BGN) mencatat sebanyak 4.771 kasus luar biasa (KLB) keracunan akibat Program Makan Bergizi (MBG) di tahun 2025. Hal ini disampaikan Kepala BGN, Dadan Hindayana, dalam konferensi pers di Kantor BGN, Senin (22/9).“Kami tentu saja BGN masih sangat menyesalkan kejadian ini masih ada dan kami prihatin. Tetapi kami sudah bisa melihat bahwa sebagian besar kejadian ini karena munculnya SPPG baru dan rata-rata SPPG baru ini memang butuh pembiasaan. Jadi mitigasi kami tersendiri terkait dengan kejadian dari gangguan pencernaan pada anak didik dan ini adalah laporan dari kasus yang ada,” ujar Dadan.Menurut Dadan, temuan kasus tersebut dibagi berdasarkan tiga wilayah pemantauan.Di Wilayah I (Sumatra), tercatat 1.281 kasus. Beberapa di antaranya, kasus di SPPG Lawang Tebing Tinggi, Sumatera Selatan, dengan 8 anak sakit perut; di SPPG Pali Talang Ubi dengan 172 kasus yang diduga akibat bahan baku ikan cakalang; hingga kasus besar di SPPG Sukabumi, Lampung, dengan 503 kasus.Sementara itu, Wilayah II (Jawa) mencatat jumlah kasus terbanyak, yakni 2.606 orang. Salah satunya terjadi di SPPG Pandeglang Menes, dengan 480 kasus, di Cianjur 254 kasus, hingga kasus di Bogor pada 6 Mei dengan 223 anak terdampak.“Ini termasuk yang sakitnya apa bertahapnya cukup lama. Karena itu kami minta SPPG-nya stop, kemudian diperbaiki seluruh fasilitasnya menyesuaikan diri dengan SOP Badan Gizi,” jelas Dadan.Adapun Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur) mencatat 884 kasus. Kasus terbesar terjadi di Banggai, Sulawesi Tengah, dengan 319 kasus. Dadan menjelaskan, kasus itu dipicu oleh pergantian pemasok ikan cakalang yang ternyata tidak aman.Secara total, BGN menghitung ada 4.771 anak terdampak keracunan MBG. Meski begitu, Dadan menegaskan dari sekitar 1 miliar porsi makan yang sudah disalurkan, jumlah tersebut masih tergolong kecil.“Total satu makan kami itu ada sekitar 4.700 porsi makan yang menimbulkan gangguan kesehatan. Perlu anda ketahui bahwa sampai hari ini Badan Gizi Nasional sudah membuat 1 miliar porsi makan. Jadi yang 4.700 itu menimbulkan gangguan kesehatan terhadap anak-anak dan itu kami sesalkan. Kami terus perketat mekanismenya,” kata Dadan.Ia menambahkan, kejadian keracunan hanya terjadi pada anak sekolah. Sementara pada kelompok ibu hamil, ibu menyusui, maupun balita, sejauh ini tidak ditemukan kasus serupa.Sementara itu, BGN juga akan membentuk tim investigasi khusus untuk kasus keracunan yang terjadi pada ribuan anak yang menerima makan bergizi gratis.“Insya Allah tim investigasi dalam minggu ini kita akan buat dan segera akan turun. Tim ini akan terdiri dari ahli kimia, farmasi, dan juga dari teman-teman yang mempunyai profesi di bidang kesehatan,” ujar Wakil Kepala BGN Bidang Komunikasi dan Investigasi Nanik S Deang dalam konferensi pers yang sama, Senin (22/9).