Sumber : Pixabay.comBayangkan suatu hari semua manusia berubah menjadi batu. Rumah sakit, sekolah, laboratorium, hingga pabrik obat lenyap dalam sekejap. Ribuan tahun kemudian, seorang anak muda jenius bermana Senku Ishigami bangkit, bertekad membangun kembali peradaban hanya dengan satu modal, yaitu Ilmu Pengetahuan. Ini adalah premis dari Anime Dr. Stone, karya Riichiro Inagaki dan Boichi, yang sejak 2019 menarik jutaan penonton. Sekilas anime ini adalah cerita survival bercampur sains. Namun, jika kita lihat lebih dalam, Dr. Stone justru merefleksikan banyak hal yang sangat relevan dengan dunia kesehatan masyarakat. Dalam Kesehatan Masyarakat, adalah istilah health resilience, yaitu kemampuan individu maupun komunitas untuk bertahan dan pulih setelah krisis kesehatan. Saat pandemi COVID-19, kita menyaksikan bagaimana sistem kesehatan diuji, mulai dari ketersediaan rumah sakit, tenaga kesehatan, sampai obat-obatan. Hal serupa juga tergambarkan di anime Dr. Stone. Dengan infrastruktur nol, Senku memulai lagi dari membuat api, sabun, hingga antibiotik. Tokoh Senku dalam anime ini menunjukkan bahwa resiliensi kesehatan bukan hanya soal fasilitas canggih, tapi soal kemampuan beradaptasi, berinovasi, dan bekerja sama. Salah satu pencapaian awal Senku adalah menemukan air bersih dan membuat sabun. Hal yang sederhana ini menjadi sangat vital. Berdasarkan UNICEF 1 dari 4 orang diseluruh dunia masih kekurangan akses ke air minum yang aman. 3,4 miliar orang masih kekurangan sanitasi yang dikelola dengan aman, 1,7 miliar orang masih kekurangan layanan kebersihan dasar rumah. Di Indonesia sebanyak rumah tangga yang memiliki akses terhadap sanitasi layak pada tahun 2024 sebanyak 83,60 persen, berarti masih ada 16,4 persen rumah tangga yang belum memiliki akses sanitasi yang layak. Hal ini menegaskan pentingnya WASH (water, sanitation, hygiene) sebagai fondasi kesehatan masyarakat, hal ini persis seperti yang digambarkan dalam anime. Ilustrasi Antibiotik Foto: Vitalii Vodolazskyi/ShutterstockSalah satu momen dramatis dalam anime Dr. Stone adalah ketika Senku berhasil membuat sulfa drugs (antibiotik) untuk menyelamatkan nyawa salah satu temanya. Adegan ini seakan menegaskan pentingnya obat esensial dalam menyelamatkan kehidupan. Krisis dalam Dr. Stone bukan hanya fisik, namun juga psikologis. Tokoh-tokoh dalam anime ini harus menghadapi kesepian, kehilangan bahkan trauma. Namun, mereka bertahan melalui dukungan sosial dan kerja tim. Senku bukan pahlamwan tunggal, namun ia juga selalu mengandalkan teman-temannya. Ini berhubungan dengan kesehatan mental di situasi bencanam di mana komunitas dan jejaring sosial menjadi faktor protektif utama. Satu hal yang paling khas dari Senku adalah cara ia menjelaskan sains. Ia bisa menjelaskan reaksi kimia, cara kerja listrik, hingga konsep antibiotik dengan bahasa yang sederhana yang dapat dimengerti siapa pun. Inilah inti dari Health Promotion, yaitu mengkomunikasikan pengetahuan kompleks dengan cara yang mudah di pahami dan bisa memotivasi perubahan perilaku. Sama halnya dengan tenaga kesehatan yang harus menjelaskan vaksin, gizi, atau pencegahan penyakit ke masyarakat awam. Dr. Stone mengajarkan bahwa membangun kesehatan masyarakat dimulai dari hal mendasar, yaitu air bersih, sanitasi, obat esensial, edukasi dan solidaritas komunitas. Anime ini mengingatkan bahwa tanpa kesehatan, peradaban tidak bisa bertahan. Resiliensi kesehatan bukan sekadar konsep, namun berkat hidup di dunia nyata maupun anime. Apakah tertarik untuk menonton Anime Dr. Stone yang penuh dengan petualangan dan Ilmu Pengetahuan?