Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Presiden AS Donald Trump di Alaska/FOTO via Instagram @russian_kremlinJAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin menawarkan kepada Presiden AS Donald Trump kesepakatan pengendalian senjata nuklir yang akan memperpanjang perjanjian terakhir yang membatasi senjata nuklir kedua negara selama satu tahun.Rusia dan Amerika Serikat sejauh ini memiliki persenjataan nuklir terbesar di dunia. Perjanjian terakhir yang tersisa di antara mereka yang membatasi jumlah senjata ini akan berakhir pada 5 Februari tahun depan.Perjanjian New START mencakup senjata nuklir strategis—senjata yang dirancang oleh masing-masing pihak untuk menyerang pusat kekuatan militer, ekonomi, dan politik musuh—dan membatasi jumlah hulu ledak yang dikerahkan hingga 1.550 di masing-masing pihak. Keduanya kemungkinan akan melanggar batas tersebut jika perjanjian ini tidak diperpanjang atau diganti.Putin yang mengatakan usulannya demi kepentingan non-proliferasi global dan dapat membantu mendorong dialog dengan Washington tentang pengendalian senjata, telah berada di bawah tekanan dari Trump untuk menyetujui pengakhiran perang di Ukraina.Hal itumenurut Moskow merupakan bagian dari serangkaian masalah keamanan yang telah meningkatkan ketegangan Timur-Barat ke tingkat paling berbahaya sejak Perang Dingin.Tawaran tersebut, yang diajukan saat Ukraina sedang berusaha membujuk Trump untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras terhadap Rusia, diumumkan oleh Putin dalam pertemuan Dewan Keamanannya."Rusia siap untuk terus mematuhi batasan numerik sentral dalam Perjanjian New START selama satu tahun setelah 5 Februari 2026," ujar Putin dilansir Reuters, Senin, 22 September."Selanjutnya, berdasarkan analisis situasi, kami akan membuat keputusan apakah akan mempertahankan pembatasan yang diberlakukan sendiri secara sukarela ini,” imbuh dia. "Kami yakin bahwa langkah ini hanya akan layak jika Amerika Serikat bertindak dengan cara yang sama dan tidak mengambil langkah-langkah yang melemahkan atau melanggar keseimbangan kemampuan pencegahan yang ada,” tegas Putin.Usulan tersebut tampaknya merupakan perubahan kebijakan sepihak oleh Moskow yang hingga saat ini bersikeras bahwa mereka hanya akan terlibat dengan Washington dalam hal-hal tersebut jika hubungan secara keseluruhan—yang terhambat oleh perbedaan pendapat yang tajam mengenai perang di Ukraina—membaik.