Tren Solo Traveling di Kalangan Gen Z, Industri Wisata Ikut Beradaptasi

Wait 5 sec.

Rudy Lie, President Director PT BET Obaja International bicara mengenai industri wisata dan tren solo traveling di kalangan Gen Z. (Dinno/VOI)JAKARTA - Perjalanan wisata kini tak lagi sekadar urusan liburan, terutama bagi generasi Z yang tumbuh di era digital. Bagi mereka, traveling menjadi sarana untuk berekspresi, memperkaya pengalaman, sekaligus memperkuat identitas diri.Tidak heran jika preferensi wisata Gen Z berbeda dari generasi sebelumnya, yakni mereka cenderung mencari pengalaman otentik, destinasi yang unik, hingga aktivitas yang bisa diabadikan dan dibagikan di media sosial.Fenomena ini pun membuat tren wisata bergeser. Gen Z lebih berani melakukan solo traveling, mengatur perjalanan secara mandiri, dan memilih destinasi berdasarkan rekomendasi digital atau tren viral."Gen Z sekarang banyak berinteraksi dengan komunitas internasional. Mereka lebih sering jalan sendiri, karena suka adventure dan eksplorasi. Dari mencari tiket, hotel, sampai perjalanan, semua dilakukan mandiri,” ungkap Rudy Lie, President Director PT BET Obaja International, usai acara pembukaan cabang ke-9 OBAJAtour di Agora Mall Jakarta, 22 September 2025. Namun, Gen Z tampak mandiri, peran agen perjalanan tidak benar-benar hilang. Menurut Rudy, masih banyak segmen wisatawan yang membutuhkan tur terorganisir, terutama untuk perjalanan korporasi atau destinasi baru yang jarang dieksplorasi."Masih ada pasar yang sangat bergantung pada trip terorganisir, khususnya di korporasi dan wisatawan yang mencari keamanan serta kenyamanan,” jelasnya.Industri wisata yang adaptif dengan tren liburan Gen Z Dalam menjawab kebutuhan generasi muda saat merencanakan liburan pun, industri travel kini ikut bertransformasi. PT BET Obaja International, misalnya, memiliki aplikasi digital yang memungkinkan Gen Z melakukan online booking tiket dan hotel dengan praktis."Kami siapkan platform yang memudahkan mereka mengatur perjalanan sendiri. Tapi kalau mereka butuh bantuan, tetap ada layanan tambahan dari kami,” tambah Rudy.Menariknya, destinasi favorit Gen Z tidak melulu ke luar negeri. Banyak dari mereka masih mengutamakan wisata domestik, dari Bali yang tak pernah kehilangan pesonanya, hingga Yogyakarta yang kaya budaya."Kalau weekend, mereka biasanya memilih liburan singkat ke tempat-tempat yang dekat, tapi tetap seru,” ujar Rudy.Lebih dari itu, fenomena tren liburan di kalangan Gen Z juga membuat industri wisata beradaptasi dengan strategi hybrid. Artinya, layanan digital seperti aplikasi booking dan media sosial dipadukan dengan outlet fisik di pusat perbelanjaan premium. Rudy melihat, kehadiran outlet tatap muka tetap penting karena memberi rasa aman, membangun kepercayaan, dan membantu pelanggan merancang itinerary sesuai kebutuhan. Sementara kanal digital tetap jadi kunci untuk menjangkau generasi muda yang serba cepat dan aktif online.”Misi kami sederhana yakni membuat perencanaan dan perjalanan liburan terasa mudah, aman, dan terpercaya. Melalui jaringan outlet fisik kami yang terbaru di lantai 1 Agora Mall dan keaktifan kami di platform media sosial, kami berkomitmen menjadi mitra terpercaya bagi masyarakat urban dalam mewujudkan liburan impian mereka,” pungkas Rudy Lie