Survei Median: Publik Melihat Penyebab Demo Rusuh Adalah Kenaikan Tunjangan DPR

Wait 5 sec.

Massa demo masih bertahan di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Jumat (29/8/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparanLembaga survei Median merilis temuan terbaru mereka terkait dengan serangkaian aksi unjuk rasa yang berujung ricuh, yang dimulai pada 25 Agustus 2025 itu. Survei ini dilakukan pada 8-13 September 2025, dengan menggunakan metode kuesioner yang disebar lewat Google Form di media sosial Meta. Hasilnya, dari 643 responden, sebagian besar publik merasa penyebab demo itu adalah kenaikan tunjangan anggota DPR RI. "Publik memandang penyebab aksi demonstrasi adalah kenaikan gaji dan tunjangan DPR (30,2%)," kata Direktur Eksekutif Median Rico Marbun, dalam konferensi daring via zoom yang mereka gelar, Senin (22/9). Survei median terkait presepsi publik terhadap unjuk rasa Agustus-September dok. Lembaga Survei MedianSelain itu, publik juga melihat beberapa penyebab antara lain perilaku arogan DPR (9,8%), sikap tidak peduli pada rakyat (8,1%), kebijakan memberatkan ekonomi rakyat (6,8%), kesulitan ekonomi (6,5%) hingga kesenjangan ekonomi (4,2%). "Melihat jawaban responden bisa disimpulkan ada 2 penyebab utama maraknya aksi unjuk rasa, yaitu kebijakan dan perilaku anggota DPR yang tidak simpatik dan kesulitan ekonomi," papar Rico.Hal ini berkorelasi dengan tuntutan yang dibawa para demonstran.Survei median terkait presepsi publik terhadap unjuk rasa Agustus-September dok. Lembaga Survei Median"Tiga tuntutan teratas 'Turunkan Gaji & Tunjangan', 'Sahkan UU Perampasan Aset', dan 'Bubarkan DPR/Anggota Dewan & Hapus Tunjangan', secara kolektif hampir 70% dari aspirasi yang paling diingat," kata Rico,Sementara itu, mereka juga mensurvei bagaimana dampak demo itu terhadap masyarakat. Hasilnya nampak bahwa demo sepanjang akhir Agustus itu terasosiasi dengan kerusuhan (26,9%) hingga tuntutan keadilan untuk Affan Kurniawan (10,6%) yang tewas dilindas rantis Brimob.